GridHype.ID -Sampai detik ini, kanker payudara masih menjadi momok mengerikan bagi semua orang. Terutama bagi para wanita.
Betapa tidak?Kanker payudara menjadi penyebab kematian terbesar yang terjadi pada wanita di seluruh dunia.
Pada tahun 2020 lalu misalnya, dikutipdari GridHealth.ID, Organisasi Kesahatan Dunia atau WHO melaporkan terdapat sekitar 2,3 juta wanita yang didiagnosis mengalami kanker payudara.
Tak hanya itu, jumlah kematian karena kanker payudara pun cukup banyak, yakni 685.000 orang secara global, dilansir dari laman WHO.int, Senin (13/12/2021).
Untuk medeteksi kanker payudara sedini mungkin, terdapat metode SADARI (Periksa Payudara Sendiri), yang bisa dilakukan oleh seorang wanita.
Metode SADARI diketahui tidak hanya dilakukan untuk mendeteksi gejala kanker payudara, tetapi juga tumor jinak yang biasanya belum menimbulkan gejala.
Melakukan pemeriksaan payudara sendiri, dapat membantu proses deteksi kanker payudara, sehingga dapat segera ditangani.
Pasalnya, para pasien kanker payudara kebanyakan melakukan pemeriksaan ketika kankernya sudah ada di stadium lanjut.
Bagaimana cara melakukan SADARI? Dan kapan sebaiknya metode ini dilakukan?
Dokter Spesialis Bedah Onkologi dari Brawijaya Hospital Antasari, dr Arief Wibisono, Sp.B(K) Onk mengatakan, idealnya SADARI dilakukan sejak seorang wanita mengalami menstruasi.
“Awalnya tumor jinak di usia yang muda. Biasanya sih usia 20-30 tahun, tumor jinak. Tapi mungkin membiasakannya mulai dari remaja. Kalau dari anjuran, di atas usia 20 tahun itu periksa payudara sendiri,” ujarnya kepada GridHEALTH dalam liputan khusus, Sabtu (11/12/2021).
SADARI dapat dilakukan 3 hingga 5 hari setelah menstruasi selesai.
Pada kondisi ini, payudara sudah tidak nyeri atau kencang.
“Pada saat haid atau menjelang haid, pas diperiksa payudara kadang ada yang berbenjol-benjol atau lebih nyeri. Itu karena payudara sedang aktif. Kalau diperiksa tidak akan ideal, soalnya akan nyeri,” katanya.
Menjelang menstruasi, terjadi perubahan hormon estrogen dan progesterone dalam tubuh wanita.
Sehingga menyebabkannya terasa bengkak hingga nyeri dan ini bisa bertahan selama periode haid.
Selain dilakukan pada waktu yang tepat, dokter Arief juga menyarankan untuk melakukan SADARI dengan cara yang tepat.
“SADARI idealnya dilakukan saat bercermin dalam posisi berdiri. Ada juga yang di kamar mandi, jadi setelah mandi, masih agak basah, itu ideal (untuk periksa payudara sendiri). Kadang setelah pakai lotion, diperiksa lebih gampang ketemu bila ada benjolan,” jelasnya.
Melansir laman p2ptm.kemkes.go.id, Senin (13/12/2021), SADARI bisa dilakukan sambil berdiri di depan cermin dengan mengamati bentuk dan kondisi kulit payudara.
Apakah terdapat perubahan atau pembengkakan dan apakah bentuknya berbeda sangat jauh atau tidak.
Kemudian, angkat lengan ke atas, tekuk siku dan posisikan tangan di belakang kepala dan dorong siku ke depan serta belakang, sambil mengamati bentuk atau ukuran payudara.
Selanjutnya, rapatkan telapak tangan sehingga payudara menonjol dan perhatikan payudara dengan baik.
Tekan dan pijat pelan-pelan daerah di sekitar puting hingga ke ujung putih.
Apakah terdapat cairan berwarna putih kekuningan atau merah kuning seperti nanah yang keluar.
Artikel ini telah tayang di GridHealth.ID dengan judul "Deteksi Dini Kanker Payudara dengan SADARI, Begini Cara Melakukannya"
(*)