GridHype.ID - Apakah kamu salah sau pecinta sajian dari daging merah?
Daging merah sebut saja seperti daging sapi, kambing atau pun domba memang kaya akan protein.
Tak hanya asupan protein, namun juga ada vitamin B-12, zat besi dan zinc yang baik untuk tubuh.
Meski memiliki manfaat yang baik untuk tubuh, siapa sangka kebanyakan daging merah juga tak baik bagi kesehatan.
Maka konsumsi pada daging merah perlu dibatasi.
Dikutip dari Kompas.com, Melansir EatThis, sejumlah organisasi kesehatan memberikan rekomendasi batas aman konsumsi daging merah.
Ahli dari World Cancer Research dan American Institute for Cancer Research menyarankan makan daging idealnya cukup tiga kali seminggu dengan takaran 300-500 gram per minggu.
Makan daging berlebihan bisa memberikan dampak negatif bagi tubuh, terutama dalam jangka panjang.
Mengutip dari GridFame.ID, dari abad ke abad, ilmuwan percaya bahwa daging yang berwarna merah ini bisa memicu gangguan jantung.
Karena hal inilah, American Heart Association sampai sempat mengeluarkan peringatan pembatasan pengonsumsian daging merah bagi seluruh masyarakat, terutama usia dewasa.
Namun dalam penelitian terbaru yang diterbitkan dalam Annals of Internal Medicine, menyebutkan bahwa ada bukti lain yang menyatakan bahwa kaitan daging merah dengan penyakit jantung dan kanker sangatlah lemah.
Seperti dikutip dari Healthline, dalam penelitian tersebut justru ditemukan bukti bahwa bisa jadi daging merah tak seburuk seperti yang kita kira selama ini.
Wah, apa ya bahayanya daging merah untuk kesehatan?
Stanley Hazen, MD, PhD, dari Preventive Cardiology menyatakan bahwa perdebatan soal kaitan daging merah dan kesehatan jantung memang terus berlanjut.
Daging Merah Bahaya untuk Jantung
Meski sudah banyak studi yang mendapatkan bukti bahwa beberapa pasien gangguan jantung adalah mereka yang hobi mengonsumsi daging merah.
"Ada banyak alasan mengapa daging merah dikaitkan sebagai penyebab gangguan jantung, dua komponen utama yang bisa menjadi alasan adalah kandungan kolesterol dan lemak jenuh yang ada di dalam daging merah," ujar Hazen seperti dikutip dari Cleveland Clinic.
Dalam beberapa penelitian juga ditemukan dua komponen lain yang bisa dikaitkan dengan gangguan jantung.
Yaitu choline dan carnitine, yang banyak terkandung dalam daging merah. Mikroba dalam saluran cerna kita akan merombak dua senyawa ini dengan cara mengaktifkan trimethylamine-N-oxide (TMAO).
Nah kadar tinggi TMAO dalam tubuh inilah yang bisa meningkatkan risiko penyempitan arteri, serangan jantung juga stroke.
Hazen dan beberapa ilmuwan lain menyangkal penelitian terbaru yang menyebutkan bahwa daging merah tak membahayakan jantung tersebut.
Menurut Hazen, semakin banyak seseorang mengonsomsi daging merah, maka akan semakin tinggi pula risiko gangguan jantung dan stroke yang dimilikinya.
Dan hal ini bisa terjadi pada siapapun juga, baik wanita maupun laki-laki. Prosentase risiko tetap sama besarnya.
Satu-satunya cara mengurangi risiko gangguan jantung adalah dengan membatasi pengonsumsian daging merah. Pengolahan daging dengan suhu tinggi seperti dipanggang atau dioven bisa meningkatkan senyawa karsinogenik pada daging.
Asap bakaran adalah yang bisa memicu lahirnya senyawa membahayakan ini, yang bisa memicu sel-sel kanker.
Jadi untuk meninimalkan risiko gangguan jantung atau kanker, batasi pengonsumsian daging yang diolah dengan cara dibakar langsung di bara api.
(*)