GridHype.ID - Jangan pernah anggap remeh makanan yang tersaji di meja makan.
Pasalnya, jika tidak mewaspadai makanan yang dimakan bakal membawa bahaya tersendiri bagi tubuh.
Kanker merupakan salah satu penyakit mengerikan yang bisa mengancam nyawa penderitanya.
Sebab itulah kita harus menjaga gaya hidup sehat dan tetap memperhatikan makanan.
Dikutip dari Hellosehat.com, kanker prostat adalah salah satu penyebab kematian yang sering terjadi pada pria.
Berdasarkan data Globocan 2018, sebanyak 5.007 orang di Indonesia meninggal akibat penyakit ini.
Meski demikian, kamu masih bisa mencegah kanker prostat dengan mengenali berbagai faktor yang dapat menyebabkan dan meningkatkan risiko penyakit ini.
Tentu saja bagi para suami harus tetap memperhatikan makanan yang disantap.
Jika tidak, justru menjadi penyebab penyakit mengerikan seperti kanker prostat ini.
Salah satu penyebab seseorang mengidap kanker prostat adalah keseringan makan daging ayam.
Efek Buruk Keseringan Makan Daging Ayam
Ayam memang sudah menjadi bahan masak andalan para ibu di rumah.
Mengutip laman Kompas.com, secara umum, ayam mengandung beraneka nutrisi seperti protein, karbohidrat, lemak (lemak jenuh, lemak tak jenuh ganda, dan lemak tak jenuh tunggal).
Ada pula kandungan kolesterol, vitamin A, vitamin B (vitamin B1, vitamin B3, vitamin B5, vitamin B6, dan vitamin B12), vitamin D, vitamin E, vitamin K, serta mineral (zinc, selenium, kalium, natrium, fosfor, tembaga, zat besi).
Meski demikian, ayam juga memiliki efek berbahaya jika dikonsumsi berlebihan, loh.
Untuk lebih jelasnya, simak beberapa bahaya konsumsi ayam berlebihan seperti yang di lansir dari laman Nakita.id berikut.
1. Meningkatkan risiko tinggi kanker payudara dan kanker prostat
Makan ayam setiap hari atau bahkan setelah setiap 2 hari menghasilkan penumpukan arsenik dalam tubuh.
Hasilnya, pada perempuan bisa menyebabkan kanker payudara dan pria menjadi korban kanker prostat.
Terlepas dari jenis kelamin, senyawa ini juga menyebabkan demensia dan banyak masalah neurologis lainnya.
2. Ayam peternakan kurang baik
Sebagai contoh, ayam broiler yang biasanya didapatkan dari toko ayam mana pun, sebelum kemajuan teknologi pada dekade 2000, memiliki berat sekitar satu kilogram.
Hari ini, ayam yang sama memiliki berat lebih dari 4 kilogram.
Sulit untuk percaya bahwa ayam yang dimodifikasi secara genetik telah mengonsumsi pakan ternak yang dimodifikasi secara genetik pula.
3. Risiko kontaminasi
Di seluruh dunia, sekitar 52 miliar ayam ditetaskan secara buatan.
Industri unggas berproduksi pada tingkat yang bahkan tidak dapat dikendalikannya.
Hal ini karena masyarakat mengonsumsi ayam secara berlebihan.
Termasuk sajian makanan cepat saji dan restoran yang sangat menonjolkan daging putih.
Akibatnya, para produsen terpaksa melakukan upaya agar ayam tumbuh menjadi ukuran besar dalam waktu 40-50 hari.
Ini membuat ayam terkena penyakit yang dengan mudah dibawa dari kandang ke toko-toko daging dan masuk ke dapur.
4. Mengurangi kemampuan antibiotik
Ketika seekor ayam dipaksa tumbuh dewasa dalam waktu 50 hari dan bahkan dipaksa menetas lebih awal, itu banyak memberikan berpengaruh.
Tampaknya sehat, tetapi makanan ternak dan kondisi kehidupan yang sangat buruk membuat unggas kehilangan hampir semua nilai gizinya.
Parahnya, ini menjadi pembawa penyakit bagi konsumennya.
Risiko paling parah adalah e.coli, bakteri yang mengurangi kekebalan terhadap banyak penyakit.
Ini mengurangi kemampuan antibiotik untuk membantu orang melawan penyakit yang rawan.
5. Meningkatkan berat badan
Daging putih sangat rendah serat, sehingga Anda mungkin memakannya sebanyak yang diinginkan.
Pada saat yang sama, itu juga merupakan daging yang sangat padat kalori.
Kamu tidak akan pernah merasa kenyang dan bisa makan 2 kali daging ayam sekaligus.
Oleh karena itu, jangan berlebihan dalam konsumsi apapun termasuk daging ayam, ya.
(*)