"Tidak usah khawatir, tidak usah panik tetap kita hidup seperti biasa, yang paling penting adalah jaga kewaspadaan," pesan Budi.
Budi tak lupa mengingatkan masyarajat, agar tidak kendor untuk terus memakai masker dan menjaga jarak.
Apalagi sebagai informasi, di Inggris sendiri sudah ada kasus kematian pertama akibat varian baru Omicron ini.
Melansir dari Kompas.com, Epidemiolog dari Griffith University Dicky Budiman mengimbau masyarakat untuk tidak terlena.
"Saat ini kita belum mengetahui status, usia (pasien di Inggris) secara detail tapi setidaknya secara umum sudah menujukkan bahwa kita akan mulai melihat kasus kematian," ungkap Dicky dikutip dari Kompas.com, Selasa (14/12/2021).
"Kasus perawatan akan lebih banyak, dan ini hal yang lazim karena sudah mendekati satu bulan dari sejak di UK (varian Omicron diidentifikasi), mungkin kurang lebih tiga mingguan, karena kematian adalah indikator akhir," ujarnya.
Lebih lanjut, menurut Dicky munculnya kasus kematian akibat varian Omicron ini mengingatkan kita untuk tidak terlena dengan kalimat-kalimat seperti "gejala lebih ringan" ataupun "gejala yang sedang".
Sebab, menurutnya yang harus menjadi perhatian adalah varian virus baru yang mudah menyebar.
"Di sisi lain, kita harus melihat seberapa banyak populasi rawan di satu wilayah negara. Semakin banyak, maka dampaknya juga akan semakin besar.
Meskipun tidak menyebabkan keparahan dan kematian yang lebih tinggi tapi kalau lebih cepat menular, sekali lagi akan menimbulkan banyak kematian dan banyak pasien yang dirawat di rumah sakit," tegasnya.