Padahal, lanjut Dicky, Eropa adalah salah satu kawasan yang memiliki kemampuan deteksi, testing, dan tracing yang paling bagus dibanding kawasan lain.
"Sehingga apa yang terjadi di Eropa bisa terjadi di Indonesia," kata Dicky mengingatkan.
Dia mengimbau agar Indonesia belajar dari gelombang-gelombang sebelumnya.
Selama ini, menurut Dicky, Indonesia selalu tertinggal.
Saat kasus sudah sangat tinggi atau kondisi kritis baru bergerak untuk mengatasinya. Sementara, gelombang-gelombang kecil tidak terdeteksi.
Perlu diingat bahwa kebanyakan kasus adalah tanpa gejala.
"Banyak gelombang kita yang miss (terlewat). Testing, tracing belum baik," kata dia.
Lebih lanjut, Dicky menjelaskan faktor-faktor penyebab gelombang pandemi, yakni:
- Adanya kelompok masyarakat rawan terinfeksi,
- Potensi penurunan antibodi,
- Lemahnya 2T,
-Abainya 5M,