"Ini pengantinmu. Tolong jaga dia, Anda bertanggung jawab untuknya sekarang, tolong jangan pukuli dia."
Qorban setuju, lalu menarik lengan Parwana dan menuntunnya keluar dari rumah itu.
Saat mereka meninggalkan rumah tersebut, ayah Parwana menonton di pintu rumah pengungsian mereka.
Parwana menggali dengan kakinya dan mencoba melarikan diri, tapi tidak ada gunanya.
Sejak pengambilalihan Taliban, cerita seperti Parwana telah terus meningkat.
Walaupun pernikahan anak di bawah 15 tahun ilegal di seluruh Afghanistan, praktik ini telah dilakukan bertahun-tahun, terutama di pedesaan Afghanistan.
Dan hal ini menjadi makin gila sejak Agustus akibat kelaparan dan keputusasaan yang menular.
Lebih dari separuh populasi menghadapi kerentanan pangan akut, menurut laporan PBB yang dirilis minggu ini.
Serta lebih dari 3 juta anak di bawah usia 5 tahun menghadapi malnutrisi akut dalam beberapa bulan terakhir.
Sementara itu, harga pangan meningkat drastis sampai batas yang tidak wajar, perbankan kehabisan uang dan pekerja tidak dibayar upahnya.
Hampir 677 ribu warga telah terusir dari rumahnya sendiri tahun ini karena perang, menurut Kantor PBB untuk Koordinasi Hubungan Kemanusiaan (UNOCHA).