GridHype.ID - Tak ada yang tahu kapan seseorang akan menghadapi kematian.
Kendatipun begitu perlu juga diketahui, ada beberapa faktor yang ternyata juga bisa memicu kematian dini.
Melansir dari Eatthis.com (11/9/2021), menurut Studi Global Burden of Disease (GBD) Organisasi Kesehatan Dunia yang dipimpin oleh Christopher Murray, dari University of Washington, ada empat faktor yang merupakan penyebab utama kematian dini.
Yakni, pola makan yang buruk, tekanan darah tinggi, obesita, dan penggunaan tembakau, didefinisikan terjadi sebelum usia 86 tahun di Amerika Serikat.
Sekarang, sebuah studi baru menemukan bahwa dua faktor lain yang digabungkan bersama dapat secara signifikan meningkatkan risiko kematian dini seseorang.
Kurang Tidur dan Diabetes Meningkatkan Risiko Kematian Dini
Siapa sangka, kurang tidur yang dikombinasikan dengan diabetes bisa meningkatkan risiko kematian dini, Moms.
Sebuah penelitian besar yang dilakukan oleh Northwestern University di Chicago dan University of Surrey di Inggris dan diterbitkan dalam Journal of Sleep Research dan melibatkan lebih dari setengah juta orang, mengungkap bahwa kombinasi dari kurang tidur dan diabetes, terutama tipe 2 bisa meningkatkan risiko kematian dini seseorang sebesar 87 persen.
Mereka yang mengidap diabetes tapi tidak memiliki masalah tidur memiliki presentase 12 persen lebih rentan terhadap kematian dini.
"Jika Anda tidak menderita diabetes, gangguan tidur Anda masih dikaitkan dengan peningkatan risiko kematian, tetapi lebih tinggi pada mereka yang menderita diabetes," kata Kristen Knutson, profesor neurologi dan kedokteran pencegahan di Northwestern's Feinberg School of Medicine, dijelaskan dalam siaran pers.
Saat kamu sering merasa susah tidur di malam hari, Knutson menjelaskan sebaiknya kamu mencoba mengatasi masalah tidur sejak dini.
Menurut Knutson, kamu bisa mencari penyebab kamu susah tidur atau berkonsultasi pada ahlinya untuk mengatasi susah tidur.
"Pertanyaan sederhana ini cukup mudah untuk ditanyakan oleh seorang dokter. Anda bahkan dapat bertanya pada diri sendiri. Tapi, ini pertanyaan yang sangat luas dan ada banyak alasan mengapa Anda tidak bisa tidur nyenyak.
Jadi, penting untuk membicarakannya dengan Anda. dokter sehingga mereka bisa menyelam lebih dalam," katanya.
"Apakah itu hanya kebisingan atau cahaya atau sesuatu yang lebih besar, seperti insomnia atau sleep apnea?
Mereka adalah pasien yang lebih rentan yang membutuhkan dukungan, terapi, dan penyelidikan terhadap penyakit mereka," imbuhnya.
Dokter Harus Menganggap Masalah Tidur dengan Serius
"Meskipun kita sudah tahu bahwa ada hubungan kuat antara tidur yang buruk dan kesehatan yang buruk, ini menggambarkan masalahnya dengan jelas," kata penulis studi pertama Malcolm von Schantz, profesor kronobiologi dari University of Surrey.
Lebih lanjut, menurutnya, sebaiknya dokter tidak hanya memberitahu pasien soal adanya penyebab gangguan tidur namun membantu pasien untuk mengurangi berbagai gangguan tidur tersebut.
“Pertanyaan yang diajukan ketika peserta mendaftar tidak serta merta membedakan antara insomnia dan gangguan tidur lainnya, seperti sleep apnea.
Dokter harus menganggap masalah tidur sama seriusnya dengan faktor risiko lainnya dan bekerja dengan pasien mereka untuk mengurangi risiko mereka secara keseluruhan," tambahnya.
Ahli kembali mengatakan bahwa kombinasi kurang tidur dengan diabetes bisa meningkatkan kematian dini.
"Itu bisa berjalan baik, tetapi ternyata memiliki diabetes dan gangguan tidur dikaitkan dengan peningkatan kematian, bahkan dibandingkan dengan mereka yang menderita diabetes tanpa gangguan tidur," kata Knutson.
(*)