Follow Us

Pandemi Covid-19 Belum Kelar, Ramai Muncul Rumor Soal Covid-22, Epidemiolog ini Langsung Beri Penjelasan

Nabila Nurul Chasanati - Kamis, 26 Agustus 2021 | 14:30
Selain COVID-22, muncul pula istilah COVID-21.
pixabay/PIRO4D

Selain COVID-22, muncul pula istilah COVID-21.

Baca Juga: Deddy Corbuzier Sempat Kritis Hingga Hampir Bertaruh Nyawa, Simak Gejala Badai Sitokin yang Berbahaya Bagi Pasien Covid-19

Menanggapi polemik ini seperti yang dilansir dari Kompas.com, epidemiolog dari Universitas Griffith Australia Dicky Budiman menjelaskan, ada kesalahpahaman dari penyebutan Covid-22.

"Saya harus luruskan, sebetulnya itu bukan istilah resmi dan itu tidak berdasar. Tidak ada Covid-20, Covid-21," kata Dicky kepada Kompas.com, Rabu (25/8/2021).

Dia mengatakan, Covid-22 ramai di media sosial di luar negeri setelah seorang ilmuwan Swiss memprediksi akan ada varian yang lebih ganas dari varian Delta.

Dicky menegaskan, kemungkinan munculnya varian yang lebih ganas daripada varian delta memang ada, tetapi penamaannya tidak dilakukan dengan mengganti angka di belakang "Covid".

"Sangat mungkin (muncul varian lebih ganas). Penamaannya bukan Covid-20, Covid-22 jadi dari awal sudah salah," imbuhnya.

Selain itu, menurut Dicky, tidak benar juga jika varian Delta disebut varian Covid-21.

"Tapi, dia menyebut Delta variant Covid-21, salah, Delta variant itu kan ditemukannya tahun 2020, jadi enggak benar," tutur Dicky.

Adanya istilah Covid-22, menurut Dicky, bisa menyebabkan hal-hal yang tidak baik di masyarakat.

"(Pertama), bisa kontraproduktif dan bisa menimbulkan kepanikan, ini apa lagi.

Kedua, bisa membuat orang jadi abai terhadap penanggulangan dan pencegahan, terutama di masyarakat. Enggak ada Covid-22 itu," tegasnya lagi.

Dicky menjelaskan, hal terpenting yang harus dilakukan saat ini adalah penguatan 3T, 5M, dan vaksinasi.

Source : Kompas.com, Intisari Online

Editor : Hype

Baca Lainnya

Latest