Follow Us

facebookinstagramyoutube_channeltwitter

Berada di Tempat Baru Kerap Bikin Sulit Tidur, Ternyata Ini Penyebabnya

Puspita Rahayu - Senin, 23 Agustus 2021 | 18:15
fenomena sulit tidur
freepik.com

fenomena sulit tidur

GridHype.id- Membiasakan diri dengan lingkungan baru memang tak selalu mudah untuk dilakukan.

Tak jarang juga kita mendapati beragam masalah yang timbul karena sulitnya beradaptasi dengan lingkungan baru.

Sama halnya dengan tidur.

Tidur yang menjadi kegiatan untuk mengistirahatkan tubuh tentunya sangat diharapkan banyak orang.

Namun saat berada di tempat baru, terkadang mengalami kesulitan tidur menjadi hal yang sangat menganggu.

Lalu mengapa hal itu bisa terjadi?

Medical News Today menyebut kondisi tersebut dengan istilah first night effect atau efek malam pertama.

Tim peneliti dari Brown University di Rhode Island mendalami fenomena tersebut.

Penelitian yang dipimpin ileh Yuka Sasaki ini mencari tahu penyebab dan kemungkinan adanya manfaat dari first night effect (FNE).

Mereka menggunakan teknik neuroimaging canggih untuk mengambil snapshot otak saat tidur.

Tim peneliti membangun gambaran rinci mengenai aktivitas tidur selama malam pertama berada di lokasi baru.

Baca Juga: Mulai Perhatikan Jam Tidurmu! Lantaran Tiap Hari Tidur Larut Setelah Jam 12 Malam, Pria Ini Alami Hal Tragis Ini

Pengukuran termasuk magnetoencephalography, MRI struktural (magnetic resonance imaging), dan polisomnografi (mengukur kadar oksigen darah, pernapasan dan detak jantung, serta gerakan mata dan kaki).

Tidur gelombang lambat, bukan tidur REM (rapid eyes movement) adalah parameter utama yang menjadi fokus tim karena bertindak sebagai pengukuran langsung kedalaman tidur individu.

Hasil penelitian tersebut berhasil membuat Sasaki terkejut bukan main.

Saat malam pertama tidur di tempat baru, sisi kiri otak secara signifikan kurang tidur dibandingkan dengan sisi kanan.

Salah satu ukuran utama FNE adalah lamanya waktu yang dibutuhkan seseorang untuk tidur tergantung pada tingkat asimetri antara belahan.

Dapat dikatakan bahwa semakin berbeda perilaku kedua sisi otak, semakin lama waktu yang dibutuhkan seseorang untuk tertidur.

Tahap kedua pada penelitian ini menunjukkan bahwa bagian kiri lebih sensitif terhadap rangsangan suara eksternal selama tidur.

Selain menghasilkan respons yang lebih besar sebagai reaksi terhadap suara acak, kondisi ini juga menyebabkan peserta lebih mungkin terangsang.

Baca Juga: Waduh, Hati-hati Biar Nggak Nyesel, Ternyata Kebiasaan Bangun Tidur Kesiangan Bisa Picu Penyakit Mengerikan ini loh

Manfaat FNE

Meski terkesan mengganggu kualitas tidur, kondisi ini ternyata bisa memberikan manfaat bagi orang yang mengalaminya.

Otak akan lebih waspada dengan lingkungan sekitar.

Hal ini juga terjadi pada hewan seperti bebeapa jenis burung dan mamalia laut misalnya.

Jika ada suara aneh, kita lebih mungkin terangsang dan siap menghadapi bahaya.

Burung bisa tidur, satu belahan pada satu waktu, secara harfiah menjaga satu mata terbuka untuk pemangsa.

Baca Juga: Ajaib! Tidur Menggunakan Kaus Kaki Ternyata Bisa Terhindar dari Penyakit Mematikan

(*)

Source : medical news today

Editor : Hype

Baca Lainnya





PROMOTED CONTENT

Latest

Popular

Tag Popular

x