Dosis ketiga juga menghasilkan aktivitas penetralan yang lebih tinggi terhadap varian Alpha, Beta, dan Delta.
Baik dosis kedua yang diperpanjang intervalnya dan dosis ketiga Vaksin COVID-19 AstraZeneca kurang reaktogenik dibandingkan dengan dosis pertama.
Profesor Sir Andrew J Pollard, Chief Investigator & Director Oxford Vaccine Group di Universitas Oxford, mengatakan bahwa hal ini merupakan berita baik bagi negara-negara dengan persediaan vaksin yang terbatas.
Negara yang mengalami keterlambatan pemberian dosis kedua vaksin juga tak perlu lagi khawatir.
"Terdapat respons yang sangat baik untuk dosis kedua, bahkan setelah penundaan 10 bulan dari dosis pertama,” ucapnya.
Cara kerja riset
Temuan tersebut didapatkan dari sub-analisis dari percobaan COV001 dan COV002 yang dipimpin Oxford dengan Vaksin COVID-19 AstraZeneca.
Secara keseluruhan, peneliti menyimpulkan bahwa vaksin AstraZeneca memberikan respons imun yang kuat setelah interval dosis kedua yang diperpanjang hingga 45 minggu atau setelah dosis penguat ketiga.
Analisis ini melibatkan sukarelawan berusia 18 hingga 55 tahun yang terdaftar dalam uji coba COV001 dan COV002 dan telah menerima satu dosis atau dua dosis vaksin COVID-19 AstraZeneca.
Peserta diambil sampel darahnya dan menjalani penilaian klinis untuk keamanan serta imunogenisitas pada hari ke 0, 28 dan juga pada hari ke 184 dan 364.