Sebuah gambaran dibeberkan melalui Kompas.com terkait angka penderita kanker payudara.
Seperempat dari kasus yang ada didiagnosis saat periode premenopause.
Apabila pada usia 25 kanker payudara didapatkan pada 1/20.000 wanita, maka angka tersebut meningkat menjadi 1/1.000 pada dekade ketiga, 1/500 pada dekade keempat, dan 1/300 pada dekade kelima.
Data di Indonesia menyebutkan bahwa kanker payudara menduduki urutan kedua setelah kanker serviks.
Laporan kasus kanker payudara didominasi oleh pernyataan bahwa tingkat keberhasilan hidup lebih rendah pada kanker payudara akibat kehamilan.
Baca Juga: Konsumsi Kopi Mampu Cegah atau Sebabkan Kanker? Begini Faktanya
Perempuan memiliki perubahan hormone dalam hidupnya karena berbagai hal dan dapat menyebabkan perubahan kondisi payudara.
Kehamilan yang menyebabkan perubahan hormon juga memungkinkan terjadinya kanker payudara.
Ada beberapa kemungkinan yang terjadi terkait kanker payudara dengan kehamilan.
- Semakin muda usia seorang perempuan saat melahirkan anak pertamanya, semakin rendah risiko mengidap kanker payudara selama hidupnya. Ini berlaku bagi para wanita yang memiliki anak sebelum usia 20 tahun.
- Seorang perempuan yang mempunyai anak setelah usia 35 tahun berisiko dua kali lebih besar mengidap kanker payudara dibanding bila mempunyai anak sebelum usia 20 tahun.
- Mempunyai lebih dari satu anak dapat mengurangi risiko kanker payudara.
- Setelah kehamilan, aktivitas menyusui dalam kurun waktu lama sekitar 1,5 - 2 tahun dapat mengurangi risiko kanker payudara.
- Setelah seorang wanita melahirkan, risiko mengidap kanker payudara untuk sementara meningkat hingga beberapa tahun ke depan.
- Pada anak yang mendapatkan menstruasi pertamanya di bawah usia 12 tahun berisiko lebih tinggi terkena kanker payudara.
- Wanita dewasa yang masa menopausenya lambat (lebih dari 55 tahun) berisiko lebih tinggi terkena kanker payudara.