"Jaga jarak fisik ini yang paling sulit dan paling rendah dari presentase kepatuhannya. Nah Indonesia itu budayanya itu memang senengnya kumpul. Kita punya filosofi kalau di Jawa punya filosofi 'Mangan ora mangan yang penting kumpul'. Kita nggak boleh kumpul, makan nggak bisa, tapi kumpul juga nggak boleh, nah itu merupakan tantangan masyarakat kita," kata Daisy.
Ia menyebut, sulitnya masyarakat menjaga jarak ini menjadi tantangan yang perlu diperbaiki.
Baca Juga: Dimakamkan Secara Protokol Covid-19, Penggali Beberkan Kondisi Tanah Kuburan Rina Gunawan
Diharapkan, pihak terkait dapat membuat panduan yang jelas dan rinci terkait kebiasaan adaptasi baru ini
Misalnya, panduan menjaga jarak dalam transportasi umum maupun mengantre di supermarket.
"Antrean ini tidak ada panduan yang jelas bagaimana mengantre. Kita punya budaya misalnya masuk ke dalam MRT, ke dalam bus itu juga harus protokol kesehayan jaga jarak, tapi ternyata enggak. Takut kehilangan kesempatan ya nalurinya," jelasnya.
Daisy berharap, masyarakat dapat displin akan protokol kesehatan agar pandemi Covid-19 ini terkendali.
"Jaga jarak fisik itu sulit sekali, misalnya mengantre di kasir walaupun ada batasnya padahal sudah ada batasnya, tetap saja orang menempel ke punggung orang di depannya," kata Daisy.
Melansir data dari worldometers.info, berikut ini update terakhit Covid-19 di seluruh dunia Selasa, 23 Maret 2021 pukul 08.35 WIB.
Update terakhir, tercatat sudah ada 124.276.438 kasus Covid-19 di seluruh dunia.
Sebanyak 100.242.788 antaranya telah sembuh sedangkan 2.734.776 lainnya meninggal dunia.