Follow Us

Perusahaan Jepang Tingkatkan Penggunaan Kecerdasan Buatan untuk Kurangi Limbah Makanan di Masa Pandemi

Dwi Purworahayu - Selasa, 02 Maret 2021 | 06:30
Jepang
reuters.com

Jepang

GridHype.ID - Perusahaan Jepang terus meningkatkan penggunaan kecerdasan buatan dan teknologi canggih lainnya untuk memangkas biaya selama pandemi.

Melansir dari reuters.com, Jepang menduduki posisi ke-3 di dunia dari daftar negara yang menghabiskan banyak pengeluaran untuk limbah makanan.

Jepang membuang lebih dari 6 juta ton limbah makanan yang menghabiskan biaya sekitar 2 triliun yen ($ 19 miliar) setahun berdasarkan data pemerintah.

Baca Juga: Bill Gates Hingga Larry Pages, ini yang Dilakukan Bos Besar IT Setelah Mundur dari Jabatannya

Dengan limbah makanan per kapita tertinggi di Asia, pemerintah Jepang telah memberlakukan undang-undang baru untuk mengurangi separuh biaya tersebut dari level 2000 pada tahun 2030.

Hal ini akan mendorong perusahaan untuk mencari solusi.

Rantai toko swalayan Lawson Inc telah mulai menggunakan AI dari perusahaan AS DataRobot, yang memperkirakan berapa banyak produk di rak.

Baca Juga: Nggak Perlu Pakai Aplikasi, Begini Cara Mudah Menyadap WhatsApp Pasangan Cuma Modal Browser

Mereka akan menunjukan kemungkinan produk yang tidak terjual atau kurang dari permintaan mulai dari onigiri sampai sandwich telur dan tuna.

Lawson bertujuan untuk menurunkan kelebihan stok hingga 30%.

Mereka juga ingin mengurangi limbah makanan di semua tokonya pada tahun 2030 dibandingkan dengan 2018.

Pembuangan limbah makanan adalah biaya terbesar bagi pemilik waralaba Lawson setelah biaya tenaga kerja.

Pembuat minuman Suntory Beverage & Food Ltd sedang bereksperimen dengan produk AI lain dari Fujitsu Ltd.

Baca Juga: Jadi Kenyataan Tepat Hari Ini, Prediksi Steve Soal Teknologi di Tahun 1990 Benar-benar Terjadi

Percobaan itu dilakukan untuk menentukan apakah barang seperti botol teh olong dan air mineral bisa rusak dalam pengiriman.

Sampai sekarang, itu adalah upaya manusia yang memakan waktu.

Dengan AI baru, Suntory berharap dapat mengukur kapan kotak yang rusak, atau kapan isinya sendiri telah rusak dan perlu dikembalikan.

Baca Juga: Dilengkapi Teknologi Anti Gempa, Basement Rumah Raffi Ahmad yang Dibangun Telan Biaya Setara Bangunan 3 Lantai

Suntory bertujuan untuk mengurangi pengembalian barang hingga 30-50%.

Selain itu, mereka akan memotong biaya limbah makanan serta mengembangkan sistem standar umum yang dapat digunakan bersama oleh pembuat makanan dan perusahaan pengiriman lainnya.

Baca Juga: Coba Cek, WhatsApp Rilis Daftar Ponsel Android dan iOs yang Tak Lagi Bisa Pakai Aplikasi WA di Tahun 2021

(*)

Source : reuters.com

Editor : Nailul Iffah

Baca Lainnya

Latest