"Jadi awalnya hanya retakan tanah, kemudian direka sedemikian rupa dengan pipa dan sebagainya.
Api Abadi Mrapen tercatat tak pernah padam dan terus menyala, hanya saat dirombak, kami matikan untuk keselamatan pekerja," ucap David.
Dikaji
Kepala Seksi Energi Cabang Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Provinsi Jateng Wilayah Kendeng Selatan, Sinung Sugeng Arianto menyampaikan, ESDM Jateng telah menggandeng para ahli geologi untuk mengobservasi penyebab padamnya Api Abadi Mrapen.
Upaya penyelamatan situs ini juga tengah diupayakan seoptimal mungkin.
"Kami pastikan telah padam total.
Baca Juga: Minum Rebusan Susu dengan Lada dan Cengkeh Rasakan 7 Manfaat Tak Terduga ini Untuk Tubuh
Bau gas dan tanda gas di titik awal sudah tidak ada. Kami picu menggunakan api juga sudah tidak bisa.
Kami masih melakukan kajian dan penyelamatan yaikni observasi, mitigasi, serta solusi," jelasnya.
Berdasarkan hasil penelitian sementara, penyebab padamnya api diduga karena berkurangnya pasokan gas metana (CH4) yang merupakan bahan bakar api tersebut. Kini yang menjadi perhatian adalah alasan gas itu berkurang.
"Apakah retakannya tertutup karena deformasi, apakah pasokan gas habis, dan apakah migrasi gas ke tempat lain karena eksploitasi pembuatan sumur di sekitar? Jadi butuh waktu untuk melakukan kajian," kata Sinung.