Diakui Yanti, meski dekat dirinya tak bisa setiap saat membantu ibunya setiap saat. Apalagi, setelah pandemi, suaminya tak lagi bekerja.
Ditambah ia juga harus mengurus tiga anaknya.
Yanti juga harus menyiapkan jualan es dawet dan makanan kecil lainnya untuk menyambung hidup bersama keluarganya.
Karjiyem harus bekerja mencari daun atau membeli dari tetangganya setiap dua hari sekali.
Dedaunan tanaman kebun itu dipotong kecil-kecil dan dimasukkan ke kantung plastik, selanjutnya dijual di pasar Playen.
Jarak Pasar Playen dengan rumahnya lumayan jauh, sekitar 25 kilometer. Ini yang membuat Karjiyem harus menyisihkan keuntungan untuk patungan biaya transportasi mobil milik tetangganya.
Baca Juga: Dikiran Makanan Bayi, Nenek ini Beri Makan Cucunya yang Berusia 18 Bulan dengan Hand Sanitizer
"Sisanya ya tidak seberapa, tetapi kalau tidak jualan siapa yang mau membelikan pampers untuk Yatmi, saya sendiri kondisinya seperti ini," ucap Yanti.
Karjiyem bercerita, tak banyak yang ia dapat dari berdagang sayuran dan daun di Pasar Playen. Sayuran ia beli Rp 60.000 dari para tetangga.
Kartiyem mengaku akan mendapat uang Rp 100.000.
Namun, keuntungan Rp 40 000 tersebut harus dipotong untuk ongkos naik mobil milik tetangganya sebesar Rp 30.000.