Beberapa bagian rumah yang masih bisa digunakan pun kembali dipasang, tembok yang membahayakan diganti bahan kalsiboard dan menggunakan baja ringan.
Rumah yang awalnya agak luas diperkecil dan lantainya ditutup menggunakan campuran pasir dan semen.
Yatmi tampak duduk di kursi roda sesekali melihat keluar jendela yang belum dipasang penutupnya.
Kondisi Yatmi yang tidak bisa beraktivitas sama sekali terbantu karena mendapatkan kursi roda dari pemerintah tahun 2018 lalu. Sebelumnya, Yatmi digendong sang ibu dan kakaknya Sukaryanti.
Kondisi keluarga ini terbilang memprihatinkan karena Karjiyem yang sudah sepuh masih harus berusaha mendapatkan uang dari menjual daun dan sayuran yang didapat dari kebun sekitar rumahnya.
Setiap pagi pukul 01.00 WIB Karjiyem berangkat ke pasar bersama tetangga sekitar.
Baca Juga: Wajib Tahu, Virus Corona Lemah Terhadap 3 Hal ini, Bisa Bantu Kita Terhindar dari Paparan Covid-19
Saat Kompas.com ke rumahnya, Karjiyem sedang memeriksakan mata ke rumah sakit di daerah Kapanewon Playen, yang jaraknya kurang lebih 28 kilometer.
Sukaryanti atau sering dipanggil Yanti, mendampingi Yatmi selama ibunya pergi.
Di sela berbincang, Yatmi diberi makan siang lauk sayur yang dimasak Yanti.
"Ya begini kondisinya, untuk berkomunikasi saja sulit, sehari-hari hanya tinggal di rumah," ucap Yanti. "Dulu sebelum rumah dibongkar oleh bapak-bapak ini, setiap hujan Yatmi saya boyong ke rumah (Yanti) karena takut ambruk," kata dia.