Follow Us

facebookinstagramyoutube_channeltwitter

Ladang Minyak di Timor Leste Diperkirakan Akan Kering Pada 2022 Mendatang, Namun Sang Presiden Sebut Bisa Seperti Dubai Jika Hal ini Terjadi

None - Kamis, 24 September 2020 | 14:15
Xanana Gusmao membeberkan 10 tahun ke depan Timor Leste akan menjadi negara mati.
Freepik

Xanana Gusmao membeberkan 10 tahun ke depan Timor Leste akan menjadi negara mati.

Dia mengatakan bahwa pemerintahnya tidak lagi bergantung pada mencairnya cadangan minyak dan gas bumi.

Dengan masa depan ekonomi negara tersebut tidak lagi bergantung pada deposit di luar negeri.

"Tidak seperti banyak negara penghasil minyak dan gas lainnya, kami segera menciptakan dana kekayaan kedaulatan. Kami memulai dengan 250 juta pound dan sekarang kami memiliki lebih dari 16 miliar dollar AS di ban," katanya tahun 2017.

"Pada saat itu, undang-undang tersebut mengatakan 90 persen pendapatan minyak dan gas akan digunakan untuk membeli obligasi pemerintah AS Sepuluh persen, kita dapat menggunakan untuk diversifikasi Karena kita tidak memiliki banyak pengalaman di pasar internasional, kami memutuskan untuk berinvestasi. semuanya dalam obligasi treasury AS," jelasnya.

Baca Juga: Didampingi Sule, DJ Cantik Nathalie Holscher Putuskan Pindah Agama Hingga Rela Hapus Seluruh Tato Ditubuhnya

"Ketika krisis keuangan 2008 melanda, ekonomi yang lebih baik daripada negara kita, negara-negara dengan tingkat internasional yang lebih kuat seperti Singapura dan Norwegia, kehilangan puluhan miliar. tetapi Timor Lorosa’e tidak kehilangan satu sen pun," terangnya.

Berbicara kepada media di tahun 2008, politisi berpendidikan AS tersebut menyesali Timor Leste sebenarnya bisa menjadi "Dubai berikutnya".

Namun, ketegangan merebak dalam demokrasi yang baru lahir karena ketidaksetaraan pendapatan dan tingginya tingkat pengangguran.

Menurut angka terakhir pemerintah dari 2014, 41,8 persen penduduknya hidup di bawah garis kemiskinan dengan penghasilan sebesar 1,52 dollar AS per hari.

Pemerintah saat itu, yang dipimpin oleh Perdana Menteri Mari Alkatiri, juga menghadapi tekanan yang meningkat untuk menghasilkan lapangan kerja baru dengan 60 persen penduduknya berusia di bawah 25 tahun.

Lapangan minyak dan gas utama negara itu, proyek Bayu-Undan yang dioperasikan ConocoPhillips, memberi sekitar 20 miliar dollar AS untuk dana minyak selama 10 tahun terakhir, namun diperkirakan akan berhenti berproduksi pada tahun 2022.

Baca Juga: Jangan terlalu Berharap, Eks Petinggi CDC Sebut Jika Penemuan Vaksin Covid-19 Bukanlah Akhir dari Pandemi

Source :Intisari Online

Editor : Hype

Baca Lainnya





PROMOTED CONTENT

Latest

Popular

Tag Popular

x