Follow Us

facebookinstagramyoutube_channeltwitter

Selalu Bikin Ulah! Usai Bersitegang dengan Negara Kawasan Asia Tenggara, China Diam-diam Sikut Vatikan dengan Mata-mata Siber Sebagai Rencana Komunisme

Nabila Nurul Chasanati, None - Jumat, 31 Juli 2020 | 14:30
Pemandangan kota Vatikan dan Vatican Garden
Wikimedia Commons

Pemandangan kota Vatikan dan Vatican Garden

GridHype.ID- Belakangan China sering membuat dunia gaduh.

Setelah bersitegang dengan beberapa daerah lantaran sengketa wilayah, kininegeri yang dipimpin oleh Xi Jinping melibatkan spionasi siber atau spionase online.

Bukan Amerika Serikat yang menjadi sasaran, tapi negara kecil yang dipimpin oleh Paus Fransiskus Benediktus ini yang jadi sasaran.

Benar, Vatikan menjadi negara yang harus mendapat kerugian setelah menjadi sasaran mata-mata siber China.

Baca Juga: Yakin Pandemi Segera Berakhir, China Kembangkan Vaksin Covid-19 yang Sudah Terbukti Efektif Lawan Virus Corona

Rupanya, serangan China bukanlah serangan mendadak begitu saja.

Negara pimpinan Xi Jinping itu memiliki ketegangan dengan Vatikan semenjak negosiasi sensitif September lalu.

Negosiasi itu adalah mengenai pembaruan kesepakatan rahasia mengenai pengelolaan Gereja Katholik di China.

Xi Jinping mungkin telah mencari keuntungan, lewat bantuan orang dalam untuk mengetahui rencana Vatikan mendekati tawar-menawar dengan China.

Baca Juga: Ngeri! Jumlah Kasus Positif Covid-19 di Indonesia Lampaui China, Ternyata Perbandingan Ini yang Bikin Beda

Hal itu berdasarkan laporan yang dirilis Selasa lalu oleh Recorded Future, firma intel untuk ancaman antarnegara.

Nama grup yang dicurigai antara lain Mustang Panda dan RedDelta, yang mengingatkan kepada dunia sekte pemujaan lengkap dengan jubah dan belati seperti yang ada pada Gereja Katholik zaman pertengahan.

Kala itu, Paus kirim utusan-utusan kuat ke pengadilan kerajaan di seluruh dunia.

Namun laporan itu seperti merujuk cerita-cerita Dan Brown mengenai Gereja Katholik zaman pertengahan daripada analisis data yang selektif.

Baca Juga: Dubes Tiongkok untuk Filipina Beri Peringatan Ini ke Negara Asia Tenggara, Sebut Upaya AS Sabotase Stabilitas Wilayah Laut China Selatan

Laporan itu menuduh China menggunakan program perangkat lunak berbahaya untuk masuk ke dalam jaringan internal Vatikan.

"Riset kami temukan kampanye mencurigakan didukung negara China yang menarget pejabat-pejabat Gereja Katholik kelas tinggi sebelum pembaruan perjanjian China-Vatikan pada September 2020 mendatang," tulis para analis dari Recorded Future di laporannya.

Bagian dari rencana komunisme

Menarget Vatikan rupanya disebutkan sebagai langkah China untuk bisa mengatur gereja Katholik yang ada di China.

Perlu diketahui pemimpin gereja Katholik yang ada di China tidak disetujui oleh lembaga negara China Patriotic Association.

Baca Juga: Wanita ini Dituduh Jadi Agen Mata-mata, Amerika Serikat Minta Konsulat China di Houston Ditutup, Terkuak Sosoknya Bukan Orang Sembarangan!

Status gereja-gereja itu dan pertanyaan mengenai siapa yang memiliki kuasa untuk menunjuk pemimpinnya adalah pusat negosiasi antara China dan Vatikan.

China sendiri juga memperhatikan detail opini gereja tersebut terkait protes pro-demokrasi di Hong Kong.

Juru bicara Vatikan menolak untuk berkomentar.

Sementara itu Kementerian Luar Negeri China tidak segera merespon permintaan berkomentar.

Baca Juga: Gara-gara Hal Ini Amerika Serikat Siap Pindahkan Medan Pertempuran ke Sungai Mekong, Demi Lawan Kekuatan China

Namun dari New York Times yang pertama kali kabarkan berita ini, mengatakan jika pejabat China menyangkal berita itu dan menuduh itu sebagai "spekulasi tanpa dasar".

Mirip dengan yang dialami Muslim Uighur

Kesadaran bahwa China dicurigai membajak beberapa negara telah menjadi tuduhan pelanggaran HAM melawan kelompok religius minoritas.

Kasus ini sama terjadi dengan Muslim Uighur, kaum Budha di Tibet dan para umat Kristen.

"Tekanan yang disponsori oleh negara melawan semua agama terus meningkat," ujar Menteri Luar Negeri AS Mike Pompeo Juni kemarin, ketika Kementerian Luar Negeri AS merilis laporan mereka mengenai kebebasan beragama di negara-negara di seluruh dunia.

Baca Juga: Bak Kelinci Percobaan! Indonesia Terima Vaksin Corona dari China, Masyarakat Tiongkok Justru Tolak Penawar karena Hal Ini

"Hukuman massal yang dihadapi oleh muslim Uighur di Xinjiang terus berlanjut, demikian pula dengan tekanan yang dihadapi para umat Budha di Tibet serta Falun Gong dan kaum Kristen," ujar Pompeo.

Bagaimana bisa sampai ketahuan

Grup peneliti di dalam Recorded Future memperhatikan baik-baik "aktor ancaman" online, termasuk pembajak yang disponsori negara di China.

Salah seorang analis Recorded Future yang namanya tidak boleh disebutkan mengatakan "tindakan China ini umum dan telah terjadi beberapa tahun."

Metode pembajaknya juga tidak terlalu canggih, satu libatkan taktik phising, yang rupanya efektif.

Baca Juga: Kelakuan Tiongkok Buat Kawasan Asia Pasifik Meradang, Amerika Serikat : Dunia Tidak akan Biarkan

Yang lain gunakan surat berduka cita dari Kardinal Pietro Parolin, Menteri Luar Negeri Vatikan, kepada pemimpin gereja di Hong Kong.

Pemimpin gereja di Hong Kong penting dalam negosiasi mendatang itu.

"Tidak jelas apakah surat itu palsu atau memang dokumen resmi yang berhasil mereka dapatkan dan digunakan untuk menyerang gereja di China," tulis laporan tersebut.

Peretas lainnya adalah RedDelta, yang juga disponsori oleh pemerintah. Vatikan sendiri telah diberitahu mengenai hal ini.

Artikel ini telah tayang di Sosok.ID dengan judul Keterlaluan! Setelah Muslim Uighur, Budha di Tibet dan Umat Kristen, China Gempur Vatikan Diduga Bagian dari Rencana Komunisme

(*)

Source :Sosok.id

Editor : Hype

Baca Lainnya





PROMOTED CONTENT

Latest

Popular

Tag Popular

x