Wanita ini Dituduh Jadi Agen Mata-mata, Amerika Serikat Minta Konsulat China di Houston Ditutup, Terkuak Sosoknya Bukan Orang Sembarangan!

Jumat, 24 Juli 2020 | 12:15
thestandnews.com

INILAH Agen Mata-mata China yang Sembunyi di Konsulat China, ternyata Anggota Aktif Militer China . Anggota tentara China Tan Juan yang sudah masuk ke Amerika lewat visa belajar

GridHype.ID - Amerika Serikat semakinmengintensifkan pengejaran agen mata-mata China yang beroperasi di Negara Paman Sam ini usaimenutup Konsulat China di Houston Texas Amerika, Selasa (22/7/2020).

Hal ini terkaitpenyidik federal Amereka FBI yang menuduh konsulat China di San Francisco menyembunyikan seorang peneliti biologi Tiongkok setelah terungkap dirinya ternyata anggota tentara China.

Menurut pengajuan di pengadilan distrik AS di San Francisco pada Senin (20 Juli), Tang Juan, yang masuk ke AS musim gugur lalu untuk melakukan penelitian di University of California, Davis.

Dalam permohonan visanya, Tang Juan membantah bahwa dia pernah bertugas di militer China.

Baca Juga: Kelakuan Tiongkok Buat Kawasan Asia Pasifik Meradang, Amerika Serikat : Dunia Tidak akan Biarkan

Namun, belakangan penyelidik menemukan foto-foto di internet Tang Juan dengan mengenakan seragam militer.

Ternyata Tang Juan bekerja sebagai peneliti di Universitas Kedokteran Militer Angkatan Udara Tiongkok dan masih dianggap sebagai personel militer yang aktif.

FBI menyatakan bahwa ketika Tang Juan ditanyai tentang dugaan penipuan visanya pada 20 Juni, yang bersangkutan bersikeras tidak ada hubungan dirinya dengan militer China (PLA) dan Partai Komunis China.

FBI mengatakan bahwa beberapa saat setelah wawancara, Tang Juan memutuskan untuk mencari perlindungan di Konsulat China, tempat dia tinggal, lapor Axios.

Tang Juan didakwa dengan penipuan visa pada 26 Juni setelah penyelidik menemukan bukti koneksi PLA-nya di rumahnya.

Baca Juga: Demi Perkuat Nusantara Prabowo Lakukan Hal Ini, Padahal Kekuatan Militer Indonesia Nomor 1 di Asia Tenggara

Pengacara menggambarkan kasus Tang Juan sebagai tidak biasa karena konsulat asing biasanya tidak memberikan perlindungan kepada terdakwa dalam kasus pidana.

Menurut seorang diplomat top AS pada hari Rabu, Konsulat China di Houston adalah "pusat" upaya militer China untuk mengirim siswa ke AS demi memperoleh informasi yang dapat memajukan kemampuan perangnya.

David Stilwell, pejabat tinggi Asia Timur di Departemen Luar Negeri, diwawancara oleh New York Times, mengatakan, Tentara Pembebasan Rakyat (PLA) telah mengirim siswa baik secara terang-terangan maupun sebaliknya ke universitas-universitas Amerika untuk mempelajari berbagai hal dalam memajukan keunggulan perang mereka sendiri di dunia ekonomi dan lainnya”, kata Stilwell.

Dia menambahkan, semua kegiatan ini difasilitasi oleh misi Republik Rakyat Tiongkok dan berpusat di konsulat Houston.

Baca Juga: Dubes Tiongkok untuk Filipina Beri Peringatan Ini ke Negara Asia Tenggara, Sebut Upaya AS Sabotase Stabilitas Wilayah Laut China Selatan

Stilwell juga menuduh konsul jenderal China di Houston dan diplomat lain di sana baru-baru ini terlibat dalam kegiatan yang dipertanyakan di bandara internasional Houston, di mana mereka mengawal warga Tiongkok ke dalam penerbangan carteran ke Tiongkok.

The Times melaporkan, lanjut Stilwell, Air China, yang telah melakukan penerbangan khusus untuk memulangkan warga China di tengah pandemi virus corona, memegang dokumen dengan tanggal lahir palsu bagi para diplomat.

Sebelumnya,Reutersmemberitakan, Amerika Serikat memberi China waktu 72 jam untuk menutup konsulatnya di Houston.

Peringatan itu diberikan di tengah tuduhan aksi mata-mata yang dilakukan China.

Baca Juga: Ditinggal Pengawal Pribadi di The King: Eternal Monarch Ikut Wajib Militer, Lee Min Ho Berharap Akan Hal Ini pada Woo Do Hwan

Ini menandakan kemunduran dramatis dalam hubungan antara dua ekonomi terbesar dunia.

Departemen Luar Negeri AS pada hari Rabu mengatakan bahwa konsulat Tiongkok di Houston ditutup untuk melindungi kekayaan intelektual Amerika dan informasi pribadi Amerika.

Saat menjawab pertanyaan di sebuah briefing berita, Presiden Donald Trump mengatakan bahwa "ada kemungkinan" konsulat China di tempat lainnya juga ditutup.

"Kami pikir ada api di salah satu konsulat yang kami tutup," kata Trump seperti dikutip Reuters. "Saya rasa mereka membakar dokumen, atau membakar kertas, dan saya bertanya-tanya tentang apa itu semua."

Baca Juga: Demi Hindari Klaim Tiongkok, Indonesia Ganti Nama Laut China Selatan Jadi Laut Natuna Utara!

Semalam di Houston, petugas pemadam kebakaran pergi ke konsulat China setelah asap terlihat keluar dari gedung tersebut. Dua pejabat pemerintah AS mengatakan mereka memiliki informasi bahwa ada dokumen yang sedang dibakar di sana.

Pembalasan China

Seperti yang sudah dijanjikan, China membalas keputusan Amerika Serikat yang menutup Konsulat di Houston Texas Amerika Selasa (22/7/2020).

Kini Pemerintah China membalas Kini dengan menutup Konsulat AS di Chengdu.

China bersumpah untuk membalas setelah AS menutup konsulatnya di Houston untuk "melindungi kekayaan intelektual dan informasi pribadi Amerika".

Baca Juga: Waspada! Dijaga Ratusan Tentara, Pangkalan Militer China Ini Bisa Didarati Pesawat Pembom dan Cuma Berjarak 651 Km dari Indonesia

Sebelum informasi penutupan Konsulat AS di Chengdu, beredar informasi Konsulat AS di Wuhan akan menjadi target penutupan.

Amerika memiliki lima konsulat di China; Guangzhou, Shanghai, Shenyang, Chengdu dan Wuhan - serta konsulat jenderal untuk Hong Kong dan Makau.

Penutupun Konsulat AS di Chengdu diinformasikan pemimpin redaksi media pemerintah China Global Times, Hu Xijin.

Meski merupakan media,Global Timesmerupakan corong pemerintah China dan menjadi cermin sikap pemerintah China.

Baca Juga: Memanas, Pejabat ASEAN Murka Bila Medan Pertempuran Amerika Serikat dan China Meletus di Asia Tenggara

Hu Xijin mengatakan China akan mengambil tindakan balasan tetapi penutupan konsulat Wuhan tidak akan cukup kuat karena AS telah mengevakuasi staf selama pandemi Covid-19.

China mungkin akan "berpikir di luar kotak" sebagai pembalasannya, kata Hu.

Konsulat AS di Chengdu dibuka pada tahun 1985 dan secara strategis penting karena mencakup wilayah barat daya negara itu, termasuk provinsi Sichuan, Yunnan, Guizhou, wilayah otonomi Tibet, dan Chongqing.

Konsulat menjadi dikenal luas ketika Wang Lijun, mantan kepala polisi dan wakil wali kota Chongqing, mendatangi konsulat ini 6 Februari 2012, untuk membelot setelah berselisih dengan mantan kepala partai Chongqing Bo Xilai.

Baca Juga: Tiongkok Respon Surat Diplomatik Atas Sengketa Wilayah di Laut China Selatan, Menlu : Posisi Indonesia Sudah Sangat Jelas dan Konsisten

Setelah 30 jam berada di Konsulat AS di Chengdu, Wang dilaporkan "meninggalkan konsulat atas kemauannya sendiri" dan kemudian melaporkan memberikan bukti yang memberatkan Bo pada pertemuan dengan pejabat konsuler AS selama waktunya di sana.

Itu memicu krisis politik terbesar Tiongkok dalam satu dekade.

Bo dipecat dan kemudian dijatuhi hukuman penjara seumur hidup karena suap, penyalahgunaan kekuasaan dan korupsi.

Istri Bo Gu Kailai diberi hukuman mati yang ditangguhkan untuk pembunuhan pengusaha Inggris Neil Heywood.

Wang dipenjara selama 15 tahun karena menyalahgunakan kekuasaan, penyuapan dan pembelotan.

Artikel ini telah tayang di Sosok.ID dengan judul Gegara Wanita Ini, China Diminta Angkat Kaki dari Amerika Serikat dalam Waktu 72 Jam, Ternyata Bukan Sosok Sembarangan!

(*)

Editor : Nailul Iffah

Sumber : Sosok.id

Baca Lainnya