GridHype.ID - Indonesia memang dikenal memiliki beragam kebudayaan dan kesenian yang patut dijaga dan dilestarikan.
Setiap daerah di Indonesia memiliki kesenian dengan ciri khas masing-masing.
Tentu bukan hanya di Indonesia saja, di negara lain pasti juga memiliki kesenian tradisionalnya masing-masing.
Namun terkadang ada beberapa kesenian yang bertubrukan, sehingga sering diklaim oleh negeri sekutu atau tetangganya.
Seperti Indonesia yang seringkali bermasalah dengan Malaysia atas klaim kesenian budaya.
Namun kali ini Indonesia tiba-tiba dikejutkan dengan kabar tak terduga.
Media sosial kemarin dihebohkan oleh sebuah video yang diunggah akun Twitter media Pemerintah China, Xinhua.
Video berdurasi 49 detik itu menyebut batik adalah kerajinan tradisional China.
Dalam video tersebut terlihat seorang pengrajin tengah menggambar motif batik pada selembar kain.
Beragam motif digambar seperti hewan dan tumbuh-tumbuhan, serta motif khas batik.
Cara menggambar batiknya juga memakai canting, meski bentuk alatnya sedikit berbeda.
"(Batik) ini biasanya dipakai kelompok etnis minoritas yang tinggal di Guizhou dan Yunan," demikian teks yang tertulis pada video Xinhua.
Perdebatan soal asal usul batik
Dari mana batik berasal? Asal usul batik sempat menjadi pembahasan pada tahun 1985.
Salah satunya dibahas dalam sebuah perbincangan mengenai sejarah perkembangan seni lukis batik Indonesia.
Baca Juga: Kasus Covid-19 di Indonesia Nyaris Dekati China, Begini 5 Fakta Terbaru Soal Penanganan Virus Corona
Diberitakan Harian Kompas, 19 Juni 1985, sebagian ahli mengatakan asal batik yang ada di Jawa adalah dari India.
Sedangkan sebagian lagi mengatakan dari China.
"Pendapat ini belum dapat memberikan kesaksian yang jitu sebab persoalan yang ditemukan antara teknik batik dan tutup celup yang ada di India sangat berbeda," kata seniman lukis yang juga staf pengajar di IKIP Negeri Yogyakarta, Amri Yahya, dikutip dari pemberitaan itu.
Pendapat yang menyatakan batik berasal dari China dilontarkan karena adanya kesaksian bahwa ditemukan jenis batik dengan teknik tutup celup sekitar 2.000 tahun SM.
Batik yang ditemukan tersebut hanya menggunakan warna biru dan putih serta sudah memiliki teknik yang cukup baik.
Akan tetapi, menurut Amri, kesaksian itu belum bisa diterima karena terdapat perbedaan alat serta bahan yang digunakan.
China pun menggunakan teknik dan alat yang mirip dengan yang ditemukan di India, yaitu tutup dengan jenangan ketan.
Selain itu, coretan pewarnaan sebenarnya bukan teknik batik seperti yang ada di Jawa sekarang ini.
Meski diakui daratan China dan India sangat banyak memengaruhi perkembangan batik di Jawa, Amri berpendapat batik bukanlah berasal dari India maupun China.
China memiliki batik sendiri?
Batik di China, menurut China Travel, telah berumur lebih dari 2.000 tahun.
Batik celup berwarna Indigo pertama kali muncul pada masa Dinasti Han (206 SM-220 M).
Batik dipraktikkan di China pada awal Dinasti Sui (581-618 M) dan sangat mungkin bahwa batik sutra diekspor ke Jepang, Asia Tengah dan, melalui rute sutra ke Timur Tengah dan India.
Dilansir dari China Daily, Selasa (21/10/2008), sejarah batik dapat ditelusuri dari masa Dinasti Han Barat (206 SM-24 M).
Kala itu, ditemukan batik di makam Mawangdui, milik seorang wanita bangsawan bernama Xing Zhui.
Batik itu ditemukan di Changsha, Ibu Kota Provinsi Hunan, China Tengah, pada 1972.
Akan tetapi, tidak ada yang tahu pasti bagaimana gaya batik diciptakan.
Ada satu kisah rakyat tentang "gadis batik" yang dijadikan salah satu teori asal mula batik di China.
China Daily, 10 Oktober 2019, memberitakan, menurut legenda, seorang wanita muda yang tinggal di Desa Miao tengah memikirkan cara untuk mewarnai berbagai pola bunga pada kain.
Suatu hari, dia tertidur saat dia melihat bunga.
Dalam mimpi, seorang gadis peri membawanya ke sebuah taman besar.
Terpesona oleh bunga-bunga yang indah, wanita muda itu tidak menyadari bahwa banyak lebah bersandar pada rok bermotif bunga.
Ketika terbangun dari tidurnya, wanita itu menemukan tanda lilin lebah di roknya.
Dia mencoba menghilangkan tanda dengan mewarnai indigo roknya.
Yang mengejutkan, bekas-bekasnya berubah menjadi bunga putih setelah dia mencuci roknya dengan air mendidih.
Temuannya itu menjadi awal penggunaan lilin dalam pewarnaan.
Dia menemukan teknik pewarnaan cetak-tahan.
Wanita itu juga mengajari penduduk desa cara menggunakan lilin lebah untuk membuat pola pada pakaian mereka.
Batik dulunya populer di China Tengah dan Barat Daya.
Namun, entah bagaimana bisa hilang di China Tengah.
Batik diturunkan dari generasi ke generasi di antara orang-orang etnis di Guizhou dan provinsi tetangga, di barat China.
Saat ini, batik tradisional China dibuat oleh orang-orang Miao, Bouyei, dan Gejia.
Artikel ini telah tayang di GridHot.ID dengan judul Makin Nantang, Media Pemerintah China Terang-terangan Klaim Batik Sebagai Budaya Tradisional Tiongkok, Sejarah Bongkar Fakta Ini dari Negeri Panda
(*)