Dibungkam oleh Negaranya, Ahli Virologi Ini Beberkan Kelakuan Pemerintah China Demi Tutupi Wabah Virus Corona

Minggu, 12 Juli 2020 | 15:30
world-today-news.com

WHO Akui Bukti Bahwa Virus Corona Dapat Menyebar Melalui Udara lho

GridHype.ID -Wabah virus corona memang sudah menginfeksi hampir ke penjuru dunia.

Sebelum wabah ini menjadi pandemi yang meluas, siapa sangka seorang virologi Tiongkok ini mengklaim bahwa pemerintah China telah menutupi wabah virus corona.

Melansir dari Daily Mail, wanita bernama Li Meng Yan itu mengatakan bahwa ia dipaksa melarikan diri dari Hong Kong karena mengetahui bagaimana mereka memperlakukan pelapor.

Ahli yang berspesialisasi dalam bidang virologi dan imunologi di Hong Kong School of Public Health itu mengatakan bahwa Beijing sudah tahu tentang virus corona sebelum mengklaimnya.

Baca Juga: Bak Kena Karma! Sesumbar Katakan Uangnya Lebih Banyak daripada Tuhan, Pria Ini Terima Ganjaran yang Berujung Kematian

Selama wawancara dengan Fox News, dia juga mengatakan bahwa supervisor-nya mengabaikan penelitian yang dilakukannya sejak awal wabah, yang akhirnya menyebabkan pandemi global Covid-19.

Dia yakin bahwa penelitiannya mengenai virus corona itu dapat menyelamatkan nyawa, dan telah mempertaruhkan nyawanya dengan melarikan diri ke AS untuk berbagi kisahnya, mengingat bahwa dia mungkin tidak akan pernah bisa kembali ke Hong Kong.

Fox News via Daily Mail
Fox News via Daily Mail

Seorang Ahli Virologi China Pertaruhkan Nyawa untuk Beberkan Kelakuan Pemerintah Tiongkok yang Selama Ini Sengaja Tutupi Kasus Virus Corona

Sebagai laboratorium rujukan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) yang berspesialisasi dalam virus dan pandemi influenza, ia juga percaya bahwa ia dan rekan-rekannya memiliki kewajiban untuk memberi tahu dunia tentang penelitiannya, tetapi tidak ada tindakan yang diambil.

Baca Juga: Beli Cincin Seharga Rp187 Ribu, Wanita ini Terkejut Bukan Main Saat Menjualnya 37 Tahun Kemudian, Harganya Jadi Rp12 Miliar!

Yan mengatakan dia adalah salah satu ilmuwan pertama yang mempelajari virus corona yang kemudian dikenal sebagai Covid-19, dan mengklaim pada akhir Desember 2019 dia diminta oleh supervisor-nya di Universitas, Dr. Leo Poon, untuk melihat keanehan sekelompok kasus mirip SARS di daratan China.

"Pemerintah China menolak untuk membiarkan para ahli luar negeri, termasuk yang ada di Hong Kong, melakukan penelitian di China," katanya kepada Fox News.

"Jadi saya menghubungi teman-teman saya untuk mendapatkan informasi lebih lanjut."

Seorang teman yang dia hubungi adalah seorang ilmuan di Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit di China yang katanya memiliki pengetahuan langsung tentang kasus-kasus yang keluar dari Wuhan.

Baca Juga: Bak Dunia Milik Berdua Keliling Jakarta Naik Kapal Mewah, Aurel Hermansyah Kaget Dapat Hadiah dari Atta Halilintar : Terima Kasih Abang

Temannya memberi tahu Yan pada 31 Desember tentang penularan dari manusia ke manusia, beberapa waktu sebelum China atau WHO mengakui bahwa itu mungkin adalah Covid-19.

Pada hari yang sama sekelompok 27 kasus pneumonia dilaporkan di Wuhan, lokasi yang diyakini menjadi tempat virus itu berasal.

Ketika dia memberi tahu atasannya apa yang dilaporkan temannya 'dia hanya mengangguk', kenang Yan, dan menyuruhnya terus melanjutkan penelitiannya.

Pada 9 Januari, WHO mengeluarkan pernyataan yang mengatakan:

Baca Juga: Iseng Buka Dompet Sang Ayah yang Telah Meninggal, Wanita ini Justru Temukan Rahasia Mengejutkan yang Coba Ditutupi Oleh Orangtuanya Hingga Sampai Mati

"Menurut pihak berwenang China, virus yang dimaksud dapat menyebabkan penyakit parah pada beberapa pasien dan tidak mudah menular antarorang.

"Ada informasi terbatas untuk menentukan risiko keseluruhan klaster yang dilaporkan ini."

Setelah itu, dia mengatakan bahwa temannya yang berbicara terbuka menjadi tutup mulut, terutama di Wuhan, sementara yang lain memperingatkan Yan untuk tidak bertanya tentang detailnya.

Namun, beberapa sumber mengatakan kepadanya bahwa jumlah penularan dari manusia ke manusia meningkat secara eksponensial.

Baca Juga: Masih Pedulikan Mantan Suami, Laudya Cynthia Bella Kepergok Sukai Postingan Engku Emran Bareng Aleesya

Tetapi ketika dia melaporkan temuan lebih lanjut kepada atasannya, dia diberitahu "untuk tetap diam, dan berhati-hati".

"Jangan menyentuh garis merah," kata Yan kepada Fox News, merujuk pada pemerintah.

"Kami akan mendapat masalah dan kami akan menghilang."

Yan juga mengklaim bahwa Profesor Malik Peiris, co-direktur laboratorium yang berafiliasi dengan WHO, mengetahui tentang penyebaran penyakit tetapi tidak bertindak.

Baca Juga: Salah Mencuci Beras Bisa Berdampak pada Hasil Akhir, Ini Tips Agar Nasi Pulen dan Tidak Menggumpal!

Sementara Yan mengatakan dia frustrasi, dia tidak terkejut.

"Saya sudah tahu itu akan terjadi karena saya tahu korupsi di antara organisasi internasional seperti WHO kepada pemerintah China, dan Partai Komunis China," katanya.

"Jadi pada dasarnya ... saya menerimanya tetapi saya tidak ingin informasi yang menyesatkan ini menyebar ke dunia."

Baik Cina dan WHO membantah dengan keras soal klaim yang ditutu-tutupi ini.

Baca Juga: Bioskop Serentak Dibuka 29 Juli Mendatang, Pakar Epidemiologi Justru Khawatir Munculnya Klaster Baru : Ditunda Saja Dulu!

WHO yang membantah pernah bekerja dengan Yan, atasannya Poon atau Profesor Peiris, mengklaim dalam sebuah pernyataan bahwa sementara Peiris adalah seorang ahli yang telah melakukan misi dan ahli kelompok, dia bukan anggota staf dan tidak mewakili WHO.

Yan sekarang bersembunyi setelah melakukan perjalanan ke AS, dan khawatir bahwa hidupnya dalam bahaya.

Dia juga mengklaim bahwa di rumah pemerintah China sedang bekerja untuk menyabotase reputasinya, mengintimidasi keluarganya dan melakukan serangan cyber terhadapnya.

Baca Juga: Nyaris Tak Pernah Tampil Bersama Anak Ahok, Puput Nastiti Devi Ternyata Pernah Tulis Kalimat Manis untuk Putra Bungsu Veronica Tan

Universitas Hong Kong menghapus halamannya di situs web mereka, dan dalam sebuah pernyataan kepada Fox News, mengatakan bahwa 'Dr Li-Meng Yan tidak lagi menjadi anggota staf Universitas.'

Sementara itu, kedutaan besar Tiongkok di Amerika Serikat mengatakan kepada kantor berita bahwa mereka tidak memiliki pengetahuan tentang Yan, dan menyatakan bahwa China menangani pandemi dengan baik.

Artikel ini telah tayang di Sosok.ID dengan judul Dipaksa Tutup Mulut, Ahli Virologi China Pertaruhkan Nyawa untuk Bongkar Kelakuan Pemerintah Tiongkok yang Diklaim Sengaja Tutupi Virus Corona

(*)

Editor : Nailul Iffah

Sumber : Sosok.id

Baca Lainnya