"Kendala yang pertama jarak karena lumayan jauh. Sekarang kebetulan juga masih sering hujan. Jalan licin dan becek. Kalau hujan ada rumah siswa yang tidak bisa ditempuh dengan sepeda. Jadi sepeda dititip dan dilanjt jalan kaki," lanjut Avan.
Ia juga membagikan sebuah foto saat dirinya harus jalan kaki untuk sampai ke rumah muridnya karena jalan yang becek.
"Kedua waktu, karena harus pindah-pindah. Ketiga adalah sarana, tentu tidak sama dengan saat di sekolah. Papan dan lain-lain tidak ada," tuturnya.
Namun hal itu tak menurutkan niat baiknya untuk terus menyebarkan ilmu.
Apalagi respons orang tua murid yang menyambutnya dengan baik.
Avan berharap ada perhatian dan bantuan dari pemerintah dengan memberikan sarana pembelajaran secara online berupa HP.
Baca Juga: Sebelum Menghilang Usai Ungkap Rahasia Besar Virus Corona, Ilmuwan China Beri Peringantan Ini!
"Pada masa sekarang agak sulit memang. Karena ini darurat. Satu sisi saya bisa memahami sikap pemerintah yang membuat edaran untuk bekerja dari rumah. Namun di sisi yang lain, bagi daerah-daerah kepulauan atau pelosok, ini agak sulit diterapkan. Karena sarana yang tidak dimiliki siswa," papar dia.
Dalam akhir tulisan, dia mengatakan jika belum bisa menjadi guru yang baik karena harus melanggar larangan pemerintah.
Tetapi semua itu ia lakukan untuk terus membagikan ilmu pada anak didiknya.
"Saya harus melanggar imbauan pemerintah. Jadi jelas, saya belum menjadi guru yang baik. Tidak memberikan contoh yang baik bagi siswa karena melanggar imbauan pemerintah. Saya bukan tidak takut corona. Takut juga. Tapi gimana lagi?Semoga Allah senantiasa melindungi kita semua dari wabah penyakit, termasuk covid-19. Amin..."