Meski begitu, pengumuman tersebut dibuat ketika Quito mengalami kekurangan alat tes, yang berarti jumlahnya bisa saja lebih tinggi.
Salah satu politisi lokal, Carlos Luis Morales, kepada CNN en Espanol mengakui, otoritas diminta tak membocorkan data statitsik korban meninggal.
"Hanya untuk memberi Anda pemahaman, 480 sertifikat kematian sudah diterbitkan sejak kemarin (Sabtu), dengan 150 mayat diambil setiap harinya," paparnya.
Morales mengaku, dirinya tidak mengira bahwa virus yang bernama resmi SARS-Cov-2 itu akan sampai ke kawasan Amerika Latin.
Wakil Presiden Otto Sonnenholzner dalam siaran televisi meminta maaf kepada masyarakat atas gambar mayat yang ditaruh begitu saja di jalanan.
"Kami sudah melihat gambar yang seharusnya tak terjadi. Sebagai pejabat publik kalian, saya meminta maaf," kata Sonnenholzner dalam pernyataan yang disiarkan.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Kota di Ekuador Terpaksa Masukkan Jenazah Korban Covid-19 ke Peti Kardus"
(*)