Follow Us

facebookinstagramyoutube_channeltwitter

Kota Indah Ini Mendadak Simpan Kengerian karena Jadi Pusat Wabah Corona di Italia Sampai Warganya Keluhkan Tak Ada Lagi Disinfektan

None, Nabila Nurul Chasanati - Jumat, 27 Maret 2020 | 13:45
Kolase virus Corona dan negara Italia
Pexels

Kolase virus Corona dan negara Italia

GridHype.ID - Bisa jadi namakota di Italia ini tidak begitu asing bagi kalian yang suka travelling.

Desa yang memiliki pemandangan alam yang menakjubkan ini menawarkan keindahan berupa rumah-rumah batu kuno.

Rumah batu kuno ini memeluk gunung Vertova.

Kota yang letaknya 70 km arah Timur Laut Milan ini telah menjadi salah satu tujuan wisata populer di Italia.

Baca Juga: Tak Hanya Buahnya, Rutin Mengkonsumsi Daun Ubi Jalar Ternyata Bisa Berikan Manfaat Luar Biasa ini Untuk Tubuh Kita

Namun sayang, sejak negeri piza dalam status lockdown alias penguncian, jalan-jalan berbatu dan gang-gang yang berliku di Vertova kosong selama berhari-hari.

Penduduk harus tinggal di dalam rumah.

Apalagi, wabah virus corona baru sudah membunuh 36 orang di Vertova kurang dari sebulan.

Padahal, kota berpenduduk 4.600 jiwa ini biasanya hanya memiliki sekitar 60 kematian sepanjang tahun.

Baca Juga: 16 Bahan Alami yang Dianggap Efektif Obati Batuk, Mulai dari Jahe Hingga Madu

"Ini lebih buruk daripada perang," kata Wali Kota Vertova Orlando Gualdi kepada AFP seperti dikutip Channelnewsasia.com.

Yang dia maksud perang adalah Perang Dunia II.

Rabu (25/3), empat peti mati berjejer rapi di dekat pintu masuk sebuah kapel, menunggu untuk dikremasi dan kemudian dimakamkan di pemakaman di belakang kota.

Pemerintah melarang pemakaman tanpa kremasi selama berminggu-minggu.

Baca Juga: Kamu Termasuk Orang yang Doyan Marah? 4 Makanan Ini Bisa Cegah Emosi Berlebih

Dan, upacara pemakaman menjadi bisu yang hanya dihadiri petugas berbalut pakaian pelindung dan masker.

Kuburan juga tertutup bagi penduduk kota karena pemerintah melarang pertemuan umum.

Jadi, berduka untuk orang yang Anda cintai dengan bunga di kuburan mereka tidak lagi diizinkan.

"Tidak ada yang pantas mendapatkan kematian yang mengerikan seperti ini," sebut Wali Kota.

Baca Juga: Masih Suka Ngemil di Malam Hari? Jangan Lakukan Lagi Kalau Tak Ingin Hal Mengerikan Ini Terjadi

"Tidak masuk akal untuk berpikir bahwa mungkin ada pandemi pada tahun 2020".

Vertova terletak di Provinsi Lombardy, episentrum wabah virus corona di Italia.

Tingkat kematian dan infeksi di provinsi ini yang tertinggi di dunia, dan lebih buruk dari Provinsi Hubei, pusat epidemi di China.

Dan, siapa pun yang melangkah keluar rumah menggunakan masker, sekalipun masker bekas pakai.

Baca Juga: Menyanyat Hati! Bocah Lima Tahun Terinfeksi Covid-19 yang Lontarkan Pertanyaan: Bu, Apakah Aku Akan Mati?

"Tidak ada masker yang tersisa di kota ini. Tidak ada lagi desinfektan," ungkap Augusta Magni, penduduk Vertova.

"Saya harus membuat masker sendiri dengan selembar kain menggunakan mesin jahit," imbuh pria 63 tahun ini kepada AFP seperti dilansir Channelnewsasia.com.

Hampir semua orang di kota tersebut mengenal seseorang yang telah terjangkit virus corona.

"Masing-masing dari kami memiliki kerabat, teman, dan orang yang dicintai yang telah terinfeksi," kata Claudio Bertocchi, penduduk Vertova.

Baca Juga: Mati Konyol, 30 Warga Turki Tewas Setelah Nekat Mandi dan Minum Alkohol Murni untuk Mencegah Virus Corona

Tapi, tidak semua orang patah arang.

Gambar anak-anak dan pelangi juga pesan bertuliskan, "Semuanya akan baik-baik saja!", tergantung di beberapa jendela rumah penduduk Vertova.

Bendera Italia diikat di pagar balkon.

Dewan Riset Nasional di bawah naungan Pemerintah Italia melaporkan, sebanyak 57 dari 107 provinsi telah mencapai puncak penyebaran virus corona.

Baca Juga: Ibunda Jokowi Meningal Dunia Akibat Kanker, ini 6 Gejala Kanker Tenggorokan yang Sering Diabaikan, Salah Satunya Perubahan Suara

Jumlah kasus di Italia memang meningkat.

Tetapi, "Langkah-langkah penahanan (virus corona) memberikan efek yang kami inginkan, bahkan kita berada dalam fase awal perlambatan (kasus)," kata Dewan Riset Nasional.

Meski begitu, Wali Kota Vertova masih menghitung orang yang meninggal akibat virus corona.

"Tiga puluh enam kematian antara 1 Maret dan hari ini (25 Maret)," ujarnya.

"Hanya dengan begitu, kamu mengerti seberapa besar yang terjadi di sini".

Baca Juga: Menantang Maut! Biro Travel Ini Nekat Berangkatkan Rombongan Liburan ke India Saat Wabah Covid-19, Lucunya Malah Minta Jemput TNI Pakai Hercules Agar Bisa Pulang

Artikel ini telah tayang di Intisari-Online dengan judul 'Tak Ada yang Pantas Dapatkan Kematian Semengerikan Ini', Kisah Sebuah Desa Indah yang Diselimuti 'Awan Hitam Corona' dengan Pemakaman yang Bisu

(*)

Source :Intisari Online

Editor : Hype

Baca Lainnya





PROMOTED CONTENT

Latest

Popular

Tag Popular

x