"Kalau supermarket tetap buka dari pagi."
"Bahkan kalau bisa buka lebih pagi karena memudahkan orang berbelanja kebutuhan pokok."
"Sementara di mal lebih banyak tenant penjual baju dan sebagainya," ungkap dia.
Budihardjo mengatakan penurunan pengunjung mal di Jakarta bahkan mencapai 50 persen lebih.
Penurunan paling banyak terjadi pasca imbauan Gubernur DKI Jakarta.
"Yang pasti sepi. Di awal-awal trafik pengunjung turun 10 persen, lalu naik 20 persen, sekarang terasa sampai 50 persen penurunan pengunjung di mal," jelas Budihardjo.
"Penurunan paling terasa setelah ada imbauan dari Gubernur DKI untuk tidak bepergian di pusat-pusat keramaian," kata dia lagi.
Selain itu, banyaknya tempat-tempat wisata yang tutup juga membuat penurunan signifikan jumlah kunjungan ke pusat-pusat perbelanjaan.
"Secara psikologis, kalau banyak tempat-tempat wisata ditutup otomatis membuat penurunan trafik pengunjung mal," ujar Budihardjo.
Diungkapkan dia, sepinya kunjungan di mal relatif hanya terjadi di Jakarta dan sekitarnya.
Sementara untuk pusat perbelanjaan di daerah, hampir tak terkena dampak kekhawatiran virus corona.