Ia pun melayani banyak pertanyaan dari orang-orang yang baru ingin mulai minum jamu atau konsultasi mengenai minuman jamu apa yang cocok untuk mereka.
“Sebelum ada virus corona ini mereka pasti selalu akan nanya, ‘Kunyit asam gunanya untuk apa ya mbak?’, ‘Apa bedanya dengan kunyit sirih?’ Karena kan sama-sama kuning,” jelasnya.
Bagi yang baru mulai minum jamu, biasanya Ane menyarankan untuk mengonsumsi jamu kunyit asam, karena manis dan segar.
Baru setelah itu ia menganjurkan untuk mencoba jamu temulawak, yang walaupun rasanya pahit, menurutnya “paling manjur” untuk meningkatkan daya tubuh.
“Kalau misalnya bisa, nanti kunyit asam ditambah dengan temulawak. Itu bagus banget. Kalau sudah bisa lepas, sudah biasa, temulawak full itu lebih mantap lagi.”
Terkait dengan penyebaran virus corona, khususnya di negara bagian Maryland, AS, Linda Campbell, pemilik Indonesian and Asian Grocery Store yang menjual bahan makanan Indonesia dan Asia di Deerwood, Maryland ikut merasakan dampaknya.
“Dari (dampak) ekonomi ya, otomatis orang-orang belanjanya kelihatan lebih banyak dari biasanya, tapi enggak seperti yang saya lihat di Indonesia, sampai borong-borong,” ujar Linda Campbell kepada VOA baru-baru ini.
Barang-barang yang cepat laris biasanya adalah rempah-rempah yang menjadi bahan baku minuman herbal atau jamu.
“Yang frozen itu kan ada serai, terus ada lengkuas. Ada daun jeruk,” katanya.
Namun, yang paling dicari adalah temulawak. Linda mengaku tidak mendapat jumlah temulawak yang sesuai dengan pesanannya, karena memang terbatas.