Berdasarkan studi global yang diterbitkan ke dalam Journal of Traditional and Complementary Medicine tahun 2018, bertajuk “Herbal beverages: Bioactive compounds and their role in disease risk reduction – A review” atau “Minuman herbal: Senyawa bioaktif dan perannya dalam mengurasi resiko penyakit – Ulasan" yang dilakukan oleh Anoma Chandrasekaraa dan Fereidoon Shahidib, minuman herbal adalah minuman yang terbuat dari bahan natural yang berasal dari tanaman, daun, akar, batang, buah, dan bunga.
Studi ini mengatakan, minuman herbal dikonsumsi sebagai bagian dari diet yang dapat meningkatkan anti-oksidan dan meningkatkan kesehatan secara keseluruhan.
Baca Juga: Lebih Seram Daripada Jelangkung, ini 5 Fakta Mengerikan Permainan Pemanggil Setan Ouija
Teuku Faris, 28, mengaku setiap hari konsumsi jamu racikan rumahan sejak pemerintah umumkan WNI yang positif corona. Kebiasaan baru itu ia lakukan secara kolektif sekeluarga.
“Saya sebenarnya tidak terlalu khawatir (dengan penyebaran virus), tapi ibu panik dan ingin kita tingkatkan daya tubuh,” ungkap pria yang bekerja di sebuah BUMN ini.
Seminggu terakhir Faris dan keluarga tidak pernah terlewat mengonsumsi ramuan jamu yang terdiri dari jahe, temulawak, kunyit, dan madu.
Mesti mengaku tidak sepanik ibundanya, Faris mengaku tingkatkan kewaspadaan, mengingat pekerjaan yang menuntutnya bermobilitas tinggi.
Selain konsumsi jamu dan suplemen, Faris mengaku meminimalisir kontak sentuhan dengan benda-benda yang ada di tempat umum.
“Bahkan sekarang kalau di bandara sudah enggak pakai troli. Hand rail di eskalator enggak dipegang, kalau habis tekan tombol lift pun langsung cuci tangan,” ujar Faris.
Kebiasaan mengonsumsi jamu ini juga dilakukan oleh Calista, 23, bahkan sejak sebelum kabar virus corona masuk ke Indonesia.
“Biasanya tuh cuma minum jamu kunyit asam sebulan sekali, karena kan aku (untuk kebutuhan) cewe,” ujar Calista.