Hal itu terjadi lantaran mencuci tangan secara berlebihan bisa mengikis kulit, kemudian melemahkan kemampuannya untuk bekerja sebagai penghalang agen-agen berbahaya dan penjaga kelembapan.
Selain itu, menggunakan sanitiser berbasis alkohol dan mencuci tangan secara berlebihan juga tidak baik lantaran dapat menghilangkan 'flora bakteri normal'.
Flora bakteri ini penting bagi kulit, karena berperan untuk melapisi dan membantu menangkis setiap serangan agen pathogen, termasuk virus corona.
Alkohol, yang dikenal memiliki sifat disinfektan, memang sering digunakan untuk menjaga tangan bebas dari bakteri dan virus.
Tak berhenti sampai di situ, desinfeksi dengan alkohol yang berlebihan juga bisa membuat kulit kehilangan minyak dan air.
Jika dibiarkan terus menerus, hal itu pun bisa membuat kulit menjadi kasar dan pecah-pecah.
Maka, juru bicara produsen produk kimia dan konsumen Jepang, Kao Corp, pun memberikan sebuah saran tentang mencuci tangan yang tepat.
“Kulit kering dan rusak bisa menjadi sarang bakteri penyakit dan juga meningkatkan risiko virus memasuki tubuh melalui luka di kulit.
Untuk mencegah infeksi, jauh lebih penting untuk mencuci tangan dengan sabun dalam jumlah sedang selama lebih dari 30 detik secara efektif daripada mencuci tangan beberapa kali sehari,” ujar juru bicara tersebut.