Gridhype.id- Menyebarnya virus corona di beberapa negara asia hingga eropa membuat para ilmuwan dan dokter di seluruh dunia bergegas mencari cara untuk mencari obatnya.
Dan ini menjadi tantangan besar bagi kesehatan global.
Namun, kemajuan yang dibuat oleh petugas kesehatan China dalam mengobati penyakit ini menawarkan harapan: yakni lebih dari separuh pasien di China tempat wabah pertama kali muncul akhir tahun lalu dilaporkan telah dihentikan pengobatannya alias sudah pulih, mengurangi jumlah kasus yang tersisa menjadi kurang dari 35.000 kasus.
Baca Juga: Tidak Sulit, Hand Sanitizer Bisa Dibuat Sendiri di Rumah, Yuk Coba!
China sendiri telah menggembar-gemborkan tingkat pemulihan dan menawarkan untuk memberikan bantuan medis ke negara-negara lain yang membutuhkan. Menteri Luar Negeri China Wang Yi menelepon rekan-rekannya di Italia dan Iran yang tengah dilanda wabah corona untuk menawarkan bantuan.
Sebagian besar dari mereka yang telah pulih hanya menderita gejala penyakit ringan.
Hanya saja tingkat kematian di antara orang tua dan mereka yang infeksinya berlanjut ke tahap kritis tetap tinggi.
"Itu tetap merupakan tantangan yang signifikan bagi pekerja medis yang merawat pasien COVID-19," kata seorang dokter yang bekerja di salah satu rumah sakit terkemuka di Wuhan yang meminta anonimitas karena manajemen rumah sakit telah melarang petugas medisnya berbicara dengan media seperti dikutip Al Jazeera.
Tingkat kematian keseluruhan di antara yang terinfeksi corona sekitar 2,3% di Cina. Namun, menurut sebuah penelitian pada sampel awal yang diterbitkan The Lancet, sebuah jurnal medis yang berbasis di Inggris pekan lalu, penyakit ini menewaskan 61,5% orang yang sakit kritis.
"Prosedur normal untuk mengobati pneumonia, seperti menggunakan ventilator, menempatkan pasien pada pengobatan antivirus dan antibakteri dan menggunakan steroid, telah terbukti relatif tidak efektif dalam mengobati pasien yang mencapai tahap terakhir penyakit," kata dokter di Wuhan itu kepada Al Jazeera.