Kami kemudian duduk berkumpul dan menangis serta diam seribu bahasa.
Setelah itu, kami berpisah sebentar, Yusmawati, Muhammad serta Husna Rahmi tetap di mesjid dan saya pulang ke Lorong Teungoh Darussalam.
Ketika keliling kampus, saya melihat ratusan mayat tergeletak di alam terbuka, ada yang sedang memandikan, ada yang duduk lesu dan beragam pandangan memilukan lainnya.
Setiba di sana tidak bisa masuk karena jalan berlumpur.
Saya putuskan untuk tidur di bawah satu pohon pada ruas jalan Darussalam.
Bantal berupa tas isi pakaian tidur di alam terbuka.
Saat tidur terdengar suara krek-krek, saya terkejut, rupanya satu ekor lembu sedangmerumput dekat kepala saya.
Saya segera bangun rupanya sudah pukul 05.00 WIB pagi.
Kemudian pukul 09.00 WIB kami berkumpul kembali dan kawan tiga orang yang sama berangkat dari Banda Aceh juga ke Darussalam sebagaimana janji kemarin.
Saat itu, semua lesu dan terdiam, semua gemetar dan saling menyapa mengabari keadaan kerusakan.
Sekitar pukul 10.00 WIB, ibu saya (Aisnyah) tiba di Darussalam dengan mobil dari Peureulak bersamasejumlah rombongan lainnya dan kami berjumpa.