Dikutip dari laman Eat This (21/6/2022), sarapan telah terbukti menurunkan kolesterol total dan low-density lipoprotein (LDL) atau kolesterol jahat dalam tubuh.
Berdasarkan meta-analisis pada 2020, para peneliti menemukan bahwa rata-rata LDL orang yang melewatkan sarapan adalah 9,24 mg/dL lebih tinggi.
Kadar tersebut apabila dibandingkan dengan orang-orang yang memulai hari dengan mengonsumsi makanan asli, bukan hanya minuman seperti kopi.
Selain itu, dilansir dari Eating Well (5/1/2023), penelitian menunjukkan bahwa melewatkan sarapan akan memicu penurunan tingkat energi dan peningkatan kecemasan.
Bagi orang dengan kolesterol tinggi, tak makan pagi juga dapat meningkatkan risiko kematian akibat penyakit kardiovaskular.
Kardiovaskular sendiri merupakan penyakit yang disebabkan adanya gangguan pada jantung dan pembuluh darah.
Kondisi tersebut berkaitan erat dengan zat kolesterol yang selama ini "menghuni" dan mengendap di dalam pembuluh darah.
Tak sarapan picu aterosklerosis
Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, tidak sarapan berpotensi meningkatkan gangguan pada jantung dan pembuluh darah.
Dikutip dari Time (2/10/2017), studi dalam Journal of American College of Cardiology menunjukkan bahwa tidak sarapan akan berimbas pada penumpukan plak kolesterol.
Pada studi, para peneliti menganalisis data lebih dari 4.000 pria dan wanita dengan rentang usia 40-54 tahun.
Baca Juga: Tips Kesehatan, Inilah Jenis Ikan yang Aman Dikonsumsi untuk Penderita Kolesterol, Apa Saja?