"Makanan kemasan seperti kornet, sosis, kentang goreng, burger, dan berbagai fast food itu, kan, enggak ada gizinya dan kurang serat," ujarnya.
Oleh karena itu, Dokter Evi menyarankan untuk mengganti makanan dengan makanan yang rendah lemak.
"Makanan bisa diganti dengan makanan yang diolah dengan cara dikukus dan direbus. Lemak jenuhnya ada santan, dan untuk protein bisa ganti tahu dan tempe," ujarnya.
Siapa sangka ternyata tahu dan tempe justru lebih aman dibandingkan telur, karena telur mengandung 164 mg kolesterol sedangkan bagian kuningnya berjumlah 242mg.
Untuk mencegah kolesterol yang telat ditangani, Dokter Evi mengatakan bahwa masyarakat bisa mulai rajin untuk melakukan screening kolesterol sedini mungkin.
"Screening bisa dilakukan di usia 9-11 tahun dan dilakukan ulang pada 5 tahun berikutnya. Kalau untuk laki-laki dilakukan pemeriksaan pada usia 45 tahun dan perempuan 55 tahun. Sedangkan untuk lansia 65 tahun dilakukan pemeriksaan rutin per tahun sekali atau dua kali," ujarnya.
Selain itu Dokter Evi juga mengingatkan untuk anak-anak yang kelebihan berat badan sebaiknya untuk memeriksakan kolesterol.
Apalagi jika anaknya jarang bergerak dan tidak suka olahraga, dibandingkan muncul efek yang berbahaya di masa depan seperti serangan jantung hingga stroke.
Artikel ini telah tayang di TribunCirebon.com dengan judul "Kolesterol Tinggi Juga Bisa Menyerang Anak-anak, Makanan Ini yang Harus Dihindari"
Baca Juga: Tumpas Kolesterol dan Asam Urat Sekaligus, Jus Buah Ini Bisa Jadi Alternatif Pengganti Obat
(*)