"Sebenarnya Solstis sama sekali tidak berkaitan dengan aktivitas seismik atau kegempaan."
"Solstik juga tidak berkaitan dengan aktivitas vulkanologi," jelas Andi pada Rabu (14/12/2022).
Andi menerangkan bahwa fenomena ini disebabkan oleh sumbu rotasi bumi yang mengalami kemiringan.
Kemiringan sumbu rotasi bumi mencapai 23,5 derajat terhadap bidang tegak lurus ekliptika atau poros kutub utara maupun selatan.
Kapan fenomena Solstis?
Fenomena solstis muncul dua kali dalam setahun, tepatnya pada bulan Juni dan Desember.
Apabila fenomena solstis terjadi pada bulan Juni, peristiwa ini disebabkan oleh belahan bumi utara dan kutub utara lebih terarah ke matahari.
Namun, jika bulan Desember muncul fenomena solstis ini artinya kutub selatan dan belahan bumi selatan lebih terarah ke matahari.
Andi menjelaskan bahwa fenomena solstis membuat terbitnya matahari dari tenggara sementara tenggelam di arah barat daya.
Perubahan arah terbit matahari, kata Andi, terjadi berdasarkan lintang geografis di setiap wilayah.
Ia mengatakan, lintang tinggi terkhusus di belahan Bumi selatan menyebabkan matahari terbit di arah tenggara agak selatan.
Baca Juga: Jangan Lewatkan Puncak Hujan Meteor Leonid Pada 18 November, Bisa Dilihat dengan Mata Telanjang