GridHype.ID -Akhir-akhir publik tengah dikejutkan dengan penemuan jasad satu keluarga yang tewas membusuk diPerumahan Citra Garden, Kalideres, Jakarta Barat, pada Kamis (10/11/2022).
Penyebab kematian satu keluarga tewas di Kalideres itu pun diduga karena kelaparan.
Selama proses penyelidikan, polisi pun menemukan kejanggalan demi kejanggalan dalam kasus kematian empat anggota keluarga di Kalideres tersebut.
Yang terbaru,motif tewasnya satu keluarga di Kalideres itu pun diduga karena menganut keyakinan apokaliptik.
Apa itu keyakinan apokaliptik?
Melansir dari TribunJateng.com, satu keluarga berjumlah empat orang ditemukan meninggal dunia di kediammnya pada Kamis (10/11/2022) sore.
Mereka tediri atas pasangan suami istri, anak, dan ipar dengan inisial masing-masing, suami RG (71), istri RM (66), anak DF (42), dan ipar BG (68).
Sampai saat ini, penyebab tewasnya tersebut masih menjadi tanda tanya.
Empat anggota keluarga dalam keadaan lambung kosong di Perumahan Citra Garden Satu Extention Blok AC 5 No 7, Kalideres, Jakarta Barat.
Di rumah tersebut juga tak ditemukan makanan serta bahan bakunya dan air minum.
Motif di balik satu keluarga tewas dengan perut kosong itu belum dapat dipastikan.
Baca Juga: Satu Keluarga Tewas di Kalideres, Para Korban Diduga Menganut Paham Apokalptik, Apa Itu?
Hingga kini polisi masih melakukan penyelidikan terkait penyebab tewasnya satu keluarga tersebut.
Namun melansir Tribun Jakarta, Kriminolog Universitas Indonesia (UI) Adrianus Meliala menduga para korban memiliki keyakinan apokaliptik atau keyakinan terhadap akhir dunia.
“Jangan-jangan dari keempatnya penganut paham akhir dunia atau apokaliptik dan mencabut nyawa dengan cara yang ekstrem,” ujar Adrianus.
Apa Itu Apokaliptik?
Apokaliptik atau dalam Bahasa Inggris apocalyptics berasal dari Bahasa Yunani apokaluptein.
Apokaluptein memiliki arti wahyu, penyingkapan, atau yang disingkapkan melalui wahyu.
Wahyu akan diturunkan kepada orang-orang tertentu yang mendapatkan hak istimewa tentang sesuatu yang tersembunyi dari umat manusia pada umumnya.
Hal tersebut akan menyingkap tentang datangnya akhir zaman seperti kejadian-kejadian dahsyat dan kerusakan alam semesta.
Cerita apokaliptik kerap muncul dalam budaya agama abrahamik atau Kristen, Yahudi dan Islam.
Namun keyakinan apokalips juga muncul dalam sistem-sistem keagamaan lainnya.
Contohnya adalah konsep Hindu tentang pralaya.
Hingga kini polisi masih melakukan penyelidikan terkait penyebab tewasnya satu keluarga tersebut.
Hal ini lantaran tak ada saksi dan barang bukti yang kuat.
Penyidik pun kesulitan lantaran korban sangat tertutup dengan lingkungan.
Namun, polisi menemukan ada struk belanjaan dan menu makanan di dalam rumah tersebut.
Hal ini disampaikan oleh Kanit Reskrim Polres Jakarta Barat, Kompol Haris Kurniawan.
Mengutip Kompas TV, polisi juga menemukan banyak bedak bayi yang baru dibeli berada di dalam rumah.
Padahal di rumah tersebut tidak ada usia balita.
Selain bedak bayi, polisi juga menemukan kapur barus.
"Kapur barus kan ada ditemukan di TKP (tempat kejadian perkara), dokter mengatakan bahwa kapur barus bisa menyerap bau," kata Kapolsek Kalideres AKP Syafri Wasdar, Sabtu (12/11/2022).
Meski demikian, Syafri tidak bisa memastikan apakah kapur barus tersebut sengaja digunakan untuk menghilangkan bau jenazah.
Hal senada mengenai kapur barus juga diungkap oleh Ketua RT 7 RW 15, Asiung.
Asiung mengaku melihat semangkuk kapur barus di atas meja makan.
"Di meja itu ada kapur barus.
Kapur barusnya ada di dalam mangkok ditaruh di atas meja makan," katanya, Jumat (11/11/2022).
Tak hanya kapur barus, Asiung juga melihat lilin merah dan bedak.
"Saya lihat ada kapur barus, sebelahnya ada lilin warna merah.
Di sebelahnya lagi ada bedak muka," katanya.
Tak makan berhari-hari
Menambahkan dari Kompas.com, keempat anggota keluarga tersebut tak makan berhari-hari sebelum ditemukan tewas membusuk.
Fakta itu didapat dari hasil otopsi sementara yang menunjukkan lambung mereka kosong.
Temuan itu diungkapkan oleh Kapolres Metro Jakarta Barat Kombes Pasma Royce.
Berdasarkan pemeriksaan bahwa dari lambung para mayat ini tidak ada makanan.
"Jadi bisa diduga berdasarkan pemeriksaan dari dokter, bahwa (korban) ini tidak makan dan minum cukup lama, karena dari otot-ototnya sudah mengecil," kata Pasma.
Kendati demikian Kepala Kepolisian Sektor Kalideres AKP Syafri Wasdar menyebutkan, kondisi lambung kosong tidak dapat diartikan bahwa mereka tewas akibat kelaparan.
"Terkait tidak ditemukan sisa atau bekas makanan (di organ dalam keempat korban), itu keterangan sementara. Belum tentu menjadi penyebab kematian," kata Syafri saat ditemui di Mapolsek Kalideres, Sabtu (12/11/2022).
Biasanya, untuk jasad yang sudah lama seperti ini, kondisi organ dalam kosong itu merupakan hal yang wajar.
Kendati demikian, polisi juga tak menemukan adanya bahan makanan di kulkas korban.
Namun sejumlah bon pembelian makanan ditemukan polisi.
Waktu kematian berbeda-beda
Waktu kematian empat anggota keluarga rupanya pun berbeda-beda.
"Suaminya, istrinya, anaknya, iparnya, semuanya berbeda-beda waktu meninggalnya sehingga pembusukannya masing-masing juga berbeda-beda," ujar Pasma.
Ia tak memerinci waktu meninggal masing-masing anggota keluarga itu.
Namun demikian, Pasma menyebutkan, di antara keempatnya, ada satu yang waktu kematiannya paling lama, yakni sekitar tiga pekan lalu.
"Ya berdasarkan keterangan dokter forensik, ada yang kematiannya yang sejak tiga minggu lalu," ujar Pasma.
Baca Juga: Innalillahi, Satu Keluarga Tewas di Kalideres, 3 dari Empat Jenazah Ternyata Diberi Kapur Barus
(*)