Keluarga Whitaker sangat tertutup, tidak ada yang tahu dari mana mereka berasal dan siapa orang tua mereka.
Anggota keluarga ini juga tidak pernah mengungkapkan apa pun tentang asal-usul keluarga mereka akibat adanya keterbatasan komunikasi.
Di sana, Laita menemukan sebuah hipotesis yang disimpulkan tentang adanya efek perkawinan sedarah yang terjadi dalam keluarga Whitaker.
Hipotesis ini didasari dari efek dan pola tradisi perkawinan sedarah yang umum terjadi di kawasan Virginia Barat.
"Banyak laporan mengungkap bahwa keturunan inbrida—perkawinan sedarah—menderita cacat kognitif, gangguan fungsi paru-paru, penyakit jantung dan rentan terhadap penyakit lain. Anak-anak inbrida berisiko mengalami kelainan genetik resesif," imbuhnya.
Berbagai ilmuwan dan dokter telah mengonfirmasi dan menetapkan bahwa perkawinan sedarah membuat keturunannya berisiko lebih besar mengalami cacat bawaan dan penyakit genetik.
Alhasil, akibat kecacatan yang dialami keluarga Whitaker, membuat mereka hidup di bawah penderitaan yang menyedihkan.
Kengerian menyelimuti pola kebiasaan hidup mereka sehari-hari.
"Keluarga itu tinggal di rumah jompo tidak terawat, membuat video merasa menyedihkan," tulis Kate Marina kepada The Netline dalam artikel The Whitaker family inbred story: Inbreeding may have caused the family’s health defects, terbitan 5 Januari 2022.
Tidak mungkin jika anggota keluarga Whitaker bekerja.