Pasalnya, seseorang akan menampakkan ekspresi wajah tertentu ketika mengingat peristiwa yang pernah terjadi.
"Apakah rekonstruksi itu sama atau melukiskan ucapan sebenarnya yang waktu itu disampaikan FS, atau itu bukan," jelasnya.
"Karena dari ucapan yang disampaikan itu bisa membangkitkan memori yang terjadi pada saat kejadian. Jika ucapan itu arahan seseorang maka tidak muncul emosinya," ujar Handoko.
Selebihnya, ia lantas menduga masih ada yang belum diungkap oleh Ferdy Sambo dan Putri Candrawati.
"Kita memang tidak bisa memprediksi yang terjadi pada saat itu. Tapi dugaan saya kurang optimal mungkin masih ada yang belum diungkapkan dari keduanya," sambung Handoko.
Rekonstruksi kematian Brigadir Yoshua Hutabarat atau Brigadir J digelar di dua lokasi, yaitu kediaman Ferdy Sambo dan rumah dinas Ferdy Sambo yang bertempat di Duren Tiga.
Tidak hanya menghadrikan Ferdy Sambo dan Putri Candrawati, proses tersebut juga turut melibatkan tiga tersangka lain, yaitu Bharada E, Bripka Ricky Rizal, serta Kuat Ma'ruf.
(*)