Gridhype.id- Kasus pertamacacar monyetsudah terdeteksi di Indonesia hingga menuai kekhawatiran.
Rasa khawatir yang terjadi akibat adanyacacar monyetini berkaitan dengan statusnya sebagai darurat kesehatan global sejak awal 2022.
Meski demikian, baru-baru ini Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin memberikan penjelasan terkait infeksicacar monyet.
Melalui konferensipers 'Health Working Group Meeting G20' di Nusa Dua, Badung, Bali, pada Senin (22/8/2022), dirinya menjelaskan bahwacacar monyetmemiliki tingkat infeksi yang berbeda pada orang-orang yang lahir sebelum tahun 1980.
Pasalnya, orang-orang tersebut diketahui telah mendapatkan vaksinasi cacar air yang berlaku seumur hidup.
Meskipun tidak 100 persen, namun tingkat proteksinya lebih tinggi.
"Jadi buat teman-teman yang lahir 1980 ke bawah kayak saya ini, tua-tua itu terproteksi. Mungkin nggak 100 persen, tapi terproteksi," kata Budi, dikutipKompas.com.
Berkaitan dengan efek vaksinasi, Budi Gunadi Sadikin mengatakan bahwahal tersebut menyebabkan kasus cacar monyet di Asia masih tergolong rendah.
Sementara itu, diketahui bahwa proses vaksinasi di Eropa tidak dilakukan secara menyeluruh lantaran penyakit cacar lebih cepat hilang.
Berbeda dengan cacar yang terjadi di Asia termasuk Indonesia yang tergolong cukup lama.
Hal itu menyebabkan vaksinasi dilakukan secara menyeluruh dan meningkatkan proteksinya.
Dengan demikian, antibodi terhadap virucacar monyetsudah terbentuk pada orang-orang yang lahir sebelum 1980.
"Orang Indonesia karena dulu karena pandemi cacarnya masih kena, orang-orang kayak saya itu divaksinasi cacar sehingga masih ada antibodinya.”
Apabila dibandingkan dengan infeksi virus corona, penyakitcacar monyettergolong tidak berbahaya.
Tingkat kematikan akibat cacar monyet tergolong rendah, sehingga tidak berbahaya layaknya virus corona.
Oleh sebab itu, Budi Gunadi Sadikin mengimbau agar masyarakat tidak terlalu panik dalam menghadapi viruscacar monyetyang sudah ditemukan di Indonesia.
Berdasarkan tipenya,cacar monyetterbagi atas dua jenis, yaitu Afrika Barat dan Afrika Tengah.
Untuk melindungi diri dari paparan virus ini, masyarakat diharapkan terus menjaga protokol kesehatan.
(*)