Namun, setelah 4 bulan usai suntikan dosis booster, efektivitas turun menjadi 66 persen untuk kunjungan UGD dan 78 persen terhadap rawat inap.
Studi tersebut telah diterbitkan dalam Morbidity and Mortality Weekly Report CDC.
Sayangnya laporan tersebut tidak mengevaluasi variasi penurunan kekebalan berdasarkan usia, kondisi kesehatan yang mendasari, atau status immunocompromised dari pasien yang dirawat karena COVID-19.
Tapi dikalangan para ahli hasil penelitian ilmuan CDC tersebut tidak mengejutkan.
Sebab pada penelitian sebelumnya juga menunjukkan efektivitas vaksin dan booster memang dapat berkurang seiring waktu.
Efektivitas Booster Pfizer Turun Setelah 4 Bulan, tapi masih melindungi dengan baik
Perlindungannya terhadap rawat inap turun dari 91% pada dua bulan menjadi 78% pada bulan keempat, sebuah penelitian menemukan.
Dalam berita terkait, CDC sekarang merekomendasikan agar orang Amerika yang mengalami gangguan kekebalan mendapatkan booster tiga bulan setelah seri awal suntikan Pfizer-BioNTech atau Moderna.
Kendati demikian menurut para ahli, dosis booster vaksin virus corona Pfizer/BioNTech dan Moderna aman, dan mereka menawarkan perlindungan tingkat tinggi terhadap Covid-19 yang parah meskipun perlindungan itu dapat berkurang seiring waktu.
Bukti lainnya, kendati efektivitas vaksin booster COVID-19 menyusut, namun tetap kuat.
Hal ini terbukti pada kinerja suntikan penguat COVID-19 selama gelombang omicron baru-baru ini di AS, mengisyaratkan penurunan efektivitas, meskipun suntikan masih menawarkan perlindungan yang kuat terhadap penyakit parah.