GridHype.ID - Meninggalnya Vanessa Angel dan Bibi Ardiansyah dalam kecelakaan mobil pada Kamis (4/11/2021) dikaitkan dengan kelalaian sang sopir.
Seperti yang diketahui, kecelakaan maut ini menyebabkan Vanessa Angel dan Bibi Andriansyah meninggal dunia dan tiga orang lainnya mengalami luka-luka.
Kecelakaan tunggal yang terjadi di Tol Nganjuk arah Surabaya Kilometer 672+400A, Jawa Timur diduga karena sopir mengantuk saat mengemudi.
Kejadian nahas yang menimpa pasangan selebriti ini pun menyita perhatian publik.
Bahkan,Dokter Tirta menyoroti stamina sopir Vanessa yang menurun dengan kecepatan mobil yang dikendarai lebih dari 100 km per jam.
Dalam unggahannya, dr Tirta mengingatkan bahwa masyarakat hendaknya mempelajari tentang microsleep.
Lantas, apa itu microsleep dan bedakah dengan mengantuk?
Mengutip Kompas.com, microsleep adalah kondisi tidur mendadak dalam waktu singkat, biasanya kurang dari 30 detik.
Pakar kesehatan tidur Dr. Andreas Prasadja, RPSGT mengatakan bahwa microsleep adalah salah satu akibat dari kantuk atau mengantuk.
Dalam kasus ini, menurut dia, poin utamanya adalah rasa ngantuk saat berkendara yang dialami sopir Vanessa Angel tersebut.
"Jadi mengendara dalam kondisi ngantuk itu jauh lebih berbahaya dibandingkan dengan (kondisi) mabuk. Karena orang mabuk, pasti tahu dia lagi mabuk dan tidak akan berkendara," kata dr Andreas saat dihubungi Kompas.com, Jumat (5/11/2021).
Akan tetapi, pada orang yang berkendara dalam kondisi mengantuk, maka untuk mengatasi hal itu mereka akan cenderung meningkatkan laju kecepatan kendaraannya.
Menurut keterangan polisi terkait kecelakaan yang menyebabkan Vanessa Angel dan Bibi Andriansyah meninggal dunia, sopir mengaku ngantuk dan kelelahan saat itu.
Saat rasa kantuk menyerang, dr Andreas mengatakan bahwa manusia itu tidak akan menyadari bahwa dirinya sudah tidak mampu lagi berkendara.
"Karena orang ini masih melek, tanpa menyadari kalau sudah terjadi microsleep, tertidur (tiba-tiba), itu jelas sangat berbahaya," jelas dr Andreas.
Bahaya sesungguhnya dari kondisi mengantuk saat berkendara ini adalah, kata dia, saat kemampuan konsentrasinya, kewaspadaannya, respons refleksnya itu buruk.
"Jadi tidak mesti tertidur, tapi bisa saja masih terjaga, tapi tiba-tiba ada sesuatu sedikit di depannya, tidak bisa menghindar. Itulah mengapa mengendarai kendaraan dalam kondisi mengantuk itu berbahaya," papar dr Andreas.
Salah satu tanda microsleep saat kondisi kantuk tidak bisa dikendalikan, adalah kehilangan fokus.
Dokter Andreas mencontohkan, misalnya selama berkendara merasa daya ingat pada 5 menit atau 10 menit sebelumnya terlupa.
"Biasanya, dia merasa, loh kok sudah sampai," jelas dr Andreas.
Berkaca pada peristiwa kecelakaan yang dialami Vanessa Angel dan suaminya, Bibi Andriansyah, yang diduga sopirnya mengantuk saat kecelakaan terjadi, dr Andreas mengingatkan pentingnya kesehatan tidur dan bahaya mengantuk saat berkendara.
Dr Andreas mengatakan bahwa sebagian besar masyarakat Indonesia mengatasi mengantuk atau rasa kantuk saat berkendara adalah dengan konsumsi kafein seperti kopi, atau minum-minuman berenergi.
"Kafein, nikotin, minuman penambah energi hanya menopang mata biar tetap melek (terjaga), tetapi rasa ngantuk akan tetap saja, kemampuan otak saat mengantuk tetap rendah, konsentrasi menurun," imbuhnya.
Sebab, kemampuan otak dalam berkonsentrasi, waspada, dan lain sebagainya, hanya dapat dibangun pada saat tidur.
"Begitu ngantuk, saat sadar kita ngantuk, paling aman adalah berhenti dulu (berkendara), tidur dulu, kalau sudah segar baru nyetir lagi," imbuh dr Andreas.
(*)