Akan tetapi, pada orang yang berkendara dalam kondisi mengantuk, maka untuk mengatasi hal itu mereka akan cenderung meningkatkan laju kecepatan kendaraannya.
Menurut keterangan polisi terkait kecelakaan yang menyebabkan Vanessa Angel dan Bibi Andriansyah meninggal dunia, sopir mengaku ngantuk dan kelelahan saat itu.
Saat rasa kantuk menyerang, dr Andreas mengatakan bahwa manusia itu tidak akan menyadari bahwa dirinya sudah tidak mampu lagi berkendara.
"Karena orang ini masih melek, tanpa menyadari kalau sudah terjadi microsleep, tertidur (tiba-tiba), itu jelas sangat berbahaya," jelas dr Andreas.
Bahaya sesungguhnya dari kondisi mengantuk saat berkendara ini adalah, kata dia, saat kemampuan konsentrasinya, kewaspadaannya, respons refleksnya itu buruk.
"Jadi tidak mesti tertidur, tapi bisa saja masih terjaga, tapi tiba-tiba ada sesuatu sedikit di depannya, tidak bisa menghindar. Itulah mengapa mengendarai kendaraan dalam kondisi mengantuk itu berbahaya," papar dr Andreas.
Salah satu tanda microsleep saat kondisi kantuk tidak bisa dikendalikan, adalah kehilangan fokus.
Dokter Andreas mencontohkan, misalnya selama berkendara merasa daya ingat pada 5 menit atau 10 menit sebelumnya terlupa.
"Biasanya, dia merasa, loh kok sudah sampai," jelas dr Andreas.
Berkaca pada peristiwa kecelakaan yang dialami Vanessa Angel dan suaminya, Bibi Andriansyah, yang diduga sopirnya mengantuk saat kecelakaan terjadi, dr Andreas mengingatkan pentingnya kesehatan tidur dan bahaya mengantuk saat berkendara.
Dr Andreas mengatakan bahwa sebagian besar masyarakat Indonesia mengatasi mengantuk atau rasa kantuk saat berkendara adalah dengan konsumsi kafein seperti kopi, atau minum-minuman berenergi.