Baca Juga: Penampakan Sungai Merah Bak Darah Manusia di Klaten Bikin Heboh Netizen, Ini 3 Fakta Mengejutkan
Orang tua yang menghabiskan masa senja di panti jompo memang bukan hal yang umumterjadi di Indonesia.
Masih banyak stigma jika mereka adalah orangtua yang ditelantarkan oleh anaknya untuk hidup dalam pengasingan.
Berbeda dengan praktik di sejumlah negara barat yang menjadikan panti jomposebagai pilihan untuk hidup tenang dan nyaman di masa tua.
Feriawan Agung Nugroho, pekerja sosial di Yogyakarta yang sembilan tahun bertugas di Panti Sosial Tresna Werda (PSTW) Unit Abiyoso Pakem, Sleman menilai wajar apabila terjadi pro kontra karena hal tersebut.
Sebab, masyarakat masih terikat nilai agama, ketimuran dan etika masyarakat umum yang menganggap mempercayakan orang tua ke panti jompo adalah suatu hal yang salah.
"Lebih dalam lagi, banyak masyarakat yang tidak tahu atau tidak paham kebutuhan orang yang sudah lanjut usia. Bagaimana pemantauan kesehatan, penciptaan lingkungan yang kondusif, pemenuhan kebutuhan sosialnya, dll," jelasnya kepada Kompas.com, Selasa (02/11/2021).
Tak bisa dipungkiri, Feriawan mengaku memang ada sebagian kecil lansia yang tidak berkenan tinggal di panti jompo.
"Tetapi sependek yang saya tahu, justru lebih banyak yang lebih baik. Lebih senang," kata alumni Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta ini.
Pasalnya, para lansia ini kerapkali merasa kesepian meskipun tinggal serumah dengan keluarga. Mereka merasa tidak punya kegiatan dan tidak memiliki teman satu zaman sehingga tidak mendapatkan kenyamanan.
Selain itu, Feri juga mengatakan jika para lansia perlu untuk merasa sehat dengan diperiksa kesehatannya secara rutin. Dan semua kebutuhan itu bisa terpenuhi selama tinggal di panti jompo.
Dengan kegiatan yang rutin dan terprogram, para lansia bisa tetap mendapatkan beraktivitas fisik sekaligus bersosialisasi.