Dalam transaksi konvensional (offline) kepercayaan terbentuk ketika pedagang dan konsumen bertemu dan melihat kondisi barang yang akan dibeli.
Sedangkan dalam transaksi online yang relatif lebih cepat, proses tersebut hilang. Sehingga untuk membentuk kepercayaan itu, dalam hal ini agar tetap menarik hati konsumen, pedagang menggantinya dengan berbagai promo menarik seperti cashback, potongan harga, hadiah, dan lainnya.
“Tipsnya adalah hati-hati dengan berbagai promo itu, jangan semata-mata tertarik pada hadiah dan harga murahnya. Intinya, di mana kita ada peluang untuk terhibur atau tertarik, di situ bisa jadi pintu masuk penipuan. Nah itu, (kita) harus wasapada,” kata Firman yang dikutip dari NOVA.
Berbelanja di Marketplace
Memang tak bisa dimungkiri, beberapa kasus penipuan kerap terjadi dan menimpa konsumen yang berbelanja online.
Itu sebabnya, agar terhindar dari penipuan, Firman menyarankan kita berbelanja online di marketplace ketimbang toko online yang ada di media sosial, seperti Facebook dan Instagram. Terutama jika tokonya tak jelas.
Nah, marketplace dinilai lebih sistematis karena memiliki proses seleksi yang cukup ketat untuk kita yang akan berdagang.
“Kemudian juga sebagai penengah, marketplace ini kan, ketika transaksi sudah beres, baru pembayaran diselesaikan. Nah, ini adalah mekanisme yang sebetulnya membangun kepercayaan yang tidak bisa dilakukan ketika tatap muka,” kata Firman.
Saat ini marketplace sudah dilengkapi dengan fitur chat, yang memungkinkan pembeli dapat mengobrol langsung dengan penjual.
Konsumen juga bisa merasa lebih aman dengan adanya testimoni yang dimuat, serta sistem rating.
Makin bagus rating dan testimoni dari toko itu, biasanya memang makin dipercaya dan kredibel.