Dikembangkan sebagai obat bius pertama, ketamin pernah digunakan untuk merawat para tentara di medan perang.
Meskipun begitu, ia juga dikenal sebagai obat terlarang karena memberikan euforia dan halusinasi nyata.
Pada beberapa kasus ekstrem, ketamin bahkan bisa menyebabkan koma hingga kematian.
Seiring berjalannya waktu, para dokter mulai mengeksplor bagaimana obat ini bisa mengatasi depresi jika digunakan dalam dosis rendah.
Sebuah studi di tahun lalu, menemukan fakta bahwa ketamin memperbaiki mood ¾ pasien.
Untuk penelitian baru ini, ketamin dengan dosis rendah dibandingkan dengan obat penenang midazolam, pada 80 partisipan yang memikirkan untuk bunuh diri.
Setelah 24 jam, ketamin ternyata signifikan untuk mengontrol pemikiran tersebut.
Bahkan, efek positif mencegah bunuh dirinya masih ada hingga enam minggu setelah pemberian dosis pertama. Tentunya dengan bantuan perawatan psikiater di waktu yang bersamaan.
“Antidepresan yang ada saat ini sebenarnya juga efektif untuk mencegah pemikiran bunuh diri, tapi efeknya baru terasa beberapa minggu kemudian. Sementara, pasien depresi yang memiliki pemikiran tersebut harus dicegah dengan cepat agar tidak membahayakan dirinya sendiri,” tambah Grunebaum.
Lalu, apakah dokter sudah boleh memberi resep ketamin bagi mereka yang memiliki keinginan bunuh diri? Ini belum diputuskan. Sebab, ada beberapa hal yang harus diperhatikan.
Pertama, ketamin diketahui bisa meningkatkan tekanan darah dan membuat seseorang merasa linglung. Oleh sebab itu, penggunaannya perlu dimonitor lagi.