Mengerikannya, zat ini ternyata adalah bahan kimia yang biasa ditemukan dalam pembalut.
Dapat dikatakan bahwa bahan tersebut tidak semestinya masuk ke dalam tubuh karena tidak food grade.
Baca Juga: Tak Terduga! Menyimpan Bawang Putih di Ricebox Datangkan Manfaat Mengejutkan, Dijamin Bakal Kaget
Prof. Djoko Damardjati dari Pusat Riset dan Pengembangan Tanaman Pangan Bidang Litbang Pertanian menjelaskan hal tersebut.
Pemakaian klosrin biasanya dilakukan oleh petani atau pedagang nakal untuk mengatasi beras yang apek dan jelek.
Pencampuran zat berbahaya itu dilakukan saat proses penggilingan.
“Mereka mencampurkan klorin saat beras digiling,” ujarnya.
Kualitas beras tentunya bisa dilihat dari ciri fisiknya, dengan kata lain bahwa membedakan warna beras adalah salah satu caranya.
Kualitas beras ditentukan oleh bentuk fisik beras, kadar air, panjang beras, dan kualitas gilingannya.
Beras yang bagus umumnya hanya memiliki sedikit beras patah dan juga kotoran seperti batu.
Beras yang berkualitas juga bisa dinilai dari mutu nasi alias rasanya setelah dimasak.
Beras yang pulen biasanya menjadi favorit orang di Pulau Jawa.