Temu kunci sendiri adalah sejenis rempah-rempah yang rimpangnya biasa digunakansebagai bumbu masakan.
Baca Juga: Perempuan Indonesia Wajib Tahu, 6 Faktor Terjadinya Kanker Payudara, Genetik Berperan Besar?
“Pada temu kunci mengandung senyawa Panduratin A, yang termasuk dalam golongan senyawa Kalkon. Senyawa ini terbukti mampu menghambat aktivitas enzim Glutathione S-Transferase (GST),” kata Aida Fathia, Jum’at (18/8/2021) di kampus setempat.
Melakukan penelitian bersama dengan Lisyaratih Anggriani, Rahajeng Fitria Wahyuniputri, Swandika Ayumarta Larasati, Ziana Walidah mereka berusaha mengeksplorasi potensi temu kunci sebagai agen kemoprevensi dalam menghambat metabolisme sel kanker secara in vitro dan in silico (secara komputasi).Penelitian dilakukan di bawah bimbingan Muthi’ Ikawati, M.Sc., Apt.
Dalam penelitian tersebut menggunakan sel kanker payudara 4T1.
Sementara kemampuan ekstrak temu kunci (ETK) dalam menghambat metabolisme sel kanker 4T1 ini diamati melalui aktivitas enzim GST dan level ROS dalam sel.
Berdasar uji sitotoksik yang dilakukan, Aida menyampaikan hasil uji menunjukkan bahwa ekstrak temu kunci berpotensi memiliki efek sitotoksik terhadap sel kanker payudara 4T1.
Penurunan aktivitas enzim GST terlihat dari peningkatan konsentrasi ROS seiring penambahan konsentrasi ETK pada sel kanker payudara 4T1.
Dari uji molecular docking, diperoleh hasil senyawa Panduratin A pada temu kunci mampu berikatan dengan enzim GST.
Dengan demikian, rimpang temu kunci (Boesenbergia pandurata) berpotensi sebagai agen kemoprevensi pada pengobatan kanker payudara tertarget metabolisme sel kanker melalui penurunan ekspresi enzim GST intraseluler.
“Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai dasar penelitian lebih lanjut dalam mengembangkan produk suplemen yang dapat dikonsumsi sebagai agen kemoprevensi terhadap kanker payudara,” katanya.