Follow Us

Bak Melenggang di Ajang Fashion, Ini 7 Gaya Nyeleneh Para Atlet Olimpiade dari Masa ke Masa

Dwi Purworahayu - Senin, 26 Juli 2021 | 16:30
Upacara pembukaan Olimpiade Tokyo 2020
Instagram @olympics

Upacara pembukaan Olimpiade Tokyo 2020

GridHype.ID - Belakangan ini, rakyat dari berbagai negara tengah ikut meramaikan ajang olahraga Olimpiade Tokyok 2021.

Pasalnya, Olimpiade Tokyo ini sempat ditunda pelaksanaannya pada tahun lalu akibat pandemi covid-19.

Namun, ajang olahraga Olimpiade Tokyo 2020 ini telah resmi dibuka dengan nyala obor di Olympic Stadium, Jepang pada hari Jumat (23/7/2021).

Melansir Kompas.com, Upacara Pembukaan Olimpiade Tokyo 2020 dengan tema "United by Emotion" itu tidak digelar secara terbuka.

Selain perjuangan para atlet dari masing-masing negara, ada satu hal lagi yang menarik untuk disimak dalam ajang empat tahunan tersebut, yakni pakaian atau aksesori yang dikenakan atlet.

Pada dasarnya Olimpiade bukanlah panggung fesyen layaknya ajang olahraga lain seperti Piala Dunia, atau Euro 2020 yang baru saja berakhir.

Tetapi bukan berarti pemandangan atlet yang memamerkan item fesyen di Olimpiade menjadi pemandangan "langka" lho.

Kami sudah merangkum sejumlah momen di mana atlet mengenakan gaya terbaik, terunik, dan paling berkesan pada beberapa Oimpiade di bawah ini.

1. Kacamata hitam Ed Moses (Olimpiade Seoul 1988)

Kacamata aviator yang dipamerkan Ed Moses di Olimpiade Seoul 1988 adalah kacamata yang unik, karena bagian kacanya akan berubah menjadi gelap ketika pemakainya berada di luar ruangan.

Tidak hanya kacamata aviator itu saja yang menarik perhatian penonton.

Legenda di lintasan lari ini juga bertanding dengan mengenakan rantai emas, kalung, cincin perak, dan gelang.

Di balik penampilannya yang flamboyan, Moses adalah atlet yang tidak diberkahi dengan bakat namun mampu melewati sembilan tahun, sembilan bulan, dan sembilan hari tanpa satu kekalahan.

Pencapaian Moses terasa lengkap usai ia menjabat sebagai ketua Badan Anti-Doping AS (Anti-Doping Agency). Sebab, saat itu penggunaan narkoba di kalangan atlet meningkat.

Baca Juga: 10 Negara di Dunia yang Ternyata Kebal Terhadap Covid-19, Masih Nol Kasus Sejak Awal Pandemi Merebak

2. Trenchcoats musim dingin Tim Unified (Olimpiade Albertville 1992)

Olimpiade Albertville 1992 yang dihelat di musim dingin menyajikan tontonan unik.

Tim Unified yang berisi atlet dari enam negara bekas Republik Soviet (Rusia, Ukraina, Kazakhstan, Belarus, Uzbekistan, dan Armenia) mengenakan trenchcoat atau jas hujan Balenciaga dengan corak warna berbeda-beda.

Kemungkinan tampilan ini diterapkan untuk merayakan berakhirnya Perang Dingin satu tahun sebelumnya.

3. Sepatu Nike emas Michael Johnson (Olimpiade Atlanta 1996)

Michael Johnson sempat gagal membawa pulang medali emas di final 200 meter di Olimpiade Barcelona 1992.

Pada Olimpiade Atlanta 1996, ia berniat meraih medali emas untuk nomor lari 200 meter dan 400 meter.

Ada kisah menarik dibalik sepatu lari milik pria tercepat di dunia ini.

Saat itu ia meminta merek perlengkapan olahraga Nike untuk menciptakan sepatu yang ringan dan stabil, namun juga mampu mencengkeram lintasan lari.

Tak sampai di situ,sang atlet juga ternyata minta dibuatkan sepatu berlapiskan emas, loh.

"Saya ingin terlihat sangat keren," kata Johnson, seperti dikutip laman Highsnobiety.

Permintaan Johnson untuk dibuatkan sepatu emas oleh Nike tidaklah sia-sia, karena ia memenangkan nomor lari 200 meter dan 400 meter saat itu.

Rekor lari 200 meter Johnson dipecahkan oleh Usain Bolt sekitar 12 tahun kemudian, tepatnya di Olimpiade Beijing 2008.

Dalam ajang tersebut, Bolt memakai sepatu Puma keemasan dengan spike di bagian bawah.

Baca Juga: 5 Pandemi Terburuk yang Pernah Melanda Dunia Jauh Sebelum Covid-19, Begini Cara Mereka Mengakhirinya

4. Setelan Nike Swift Cathy Freeman (Olimpiade Sydney 2000)

Pelari Cathy Freeman memenangkan medali emas di nomor lari 400 meter dalam Olimpiade Sydney 2000, dengan mengenakan setelan Nike Swift.

Swift suit yang tampak seperti pakaian astronot itu dibuat oleh pria asal Inggris, Eddy Harber.

Merek perlengkapan olahraga asal Oregon, AS itu mengemukakan teori bahwa pakaian yang menonjolkan tekstur tubuh dapat menurunkan hambatan aerodinamis pada pelari.

Maka jadilah Olimpiade Sydney ditetapkan sebagai debut setelan Swift, yang dipakai oleh Freeman.

Namun saat itu, penampilan Freeman dengan pakaian tersebut lebih terlihat seperti karakter penjahat dalam film superhero, bukan seorang atlet Olimpiade.

"Kami mengukur kecepatan setiap bagian tubuh, ukuran setiap bagian tubuh, dan di terowongan angin (wind tunnel) kami menguji semua jenis kain dan menetapkan kain berbeda ke bagian tubuh berbeda," sebut Harber.

Menurut salah satu ahli yang ikut mengerjakan setelan Swift Freeman, setelan itu menghasilkan pengurangan hambatan antara lima hingga 10 persen.

"Pada akhirnya, saya menikmati apa yang saya rasakan ketika berlari, meskipun saya memiliki keraguan tentang penampilan saya dengan pakaian tersebut," kata Freeman.

5. Anti-uniform Burton tim snowboarding AS (Olimpiade Vancouver 2010)

Manufaktur papan seluncur Amerika, Burton Snowboards menghadirkan beberapa kreasi di ajang Olimpiade Vancouver 2010.

Pada 2006, perusahaan yang bermarkas di Vermont tersebut menciptakan sebuah pakaian dengan mengambil inspirasi dari seragam yang dipakai tim snowboarding AS dalam pertandingan di Turin, Italia.

Empat tahun kemudian, seragam itu dimodifikasi dengan diberi motif kotak-kotak, dipadukan bersama celana jins bootcut usang.

Baik atasan maupun bawahan tersebut dibekali teknologi Gore-Tex.

Jelas bahwa desain seragam tim snowboarding AS yang digarap Burton ini tidak tampak seperti seragam olahraga, melainkan setelan yang biasa dikenakan musisi grunge saat manggung.

Namun, setelan kotak-kotak dengan celana jins ini sangat cocok dengan etos snowboarding.

"Sebagian besar olahraga papan adalah tentang mengekspresikan individualitas, itulah yang membuat olahraga papan keren," kata Greg Dacyshyn, direktur kreatif Burton Snowboards.

"Jadi, segala hal tentang seragam adalah subjek yang sensitif."

Baca Juga: 6 Pembunuhan Orang Terkenal yang Mengguncang Dunia, Ada yang Tewas di Tangan Penggemar

6. Hiasan gigi Ryan Lochte (Olimpiade London 2012)

Grill atau perhiasan gigi mulai terlihat di kalangan artis hip-hop di New York, AS pada era 1980-an, dan kian populer selama pertengahan 2000-an.

Lantas bagaimana jika aksesori gigi yang identik dengan gaya jalanan itu dipakai oleh seorang atlet renang?

Itulah yang dilakukan atlet bernama Ryan Lochte pada Olimpiade London 2012.

Setelah memenangkan medali emas di ajang itu, dia tersenyum di atas podium dan memerlihatkan grill senilai 25.000 dollar AS yang dirancang oleh Johnny Dang.

Namun, seorang perancang busana justru mengaku tidak senang dengan aksesori yang dikenakan Lochte.

7. Seragam basket USA Dream Team (Olimpiade Barcelona 1992)

Jika sebuah tim basket dipenuhi nama-nama seperti Michael Jordan, Scottie Pippen, Magic Johnson, Charles Barkley, dan Larry Bird, maka layak rasanya jika tim itu disebut sebagai Dream Team.

Olimpiade Barcelona 1992 adalah olimpiade pertama di mana pemain NBA diizinkan berpartisipasi dalam turnamen.

USA Dream Team tidak hanya meraih kemenangan. MJ dan kawan-kawan juga berhasil meriuhkan suasana di Barcelona.

Awak media, fans, dan seluruh pihak memberikan pujian atas upaya yang dilakukan USA Dream Team baik di dalam maupun di luar lapangan.

Hampir 30 tahun setelah Olimpiade 1992, mungkin kita masih dapat menyaksikan ada penggemar basket di luar sana yang mengenakan jersey USA Dream Team.

Pencapaian tim basket Amerika 1992 dan jersey bersejarah yang dipakai para pemain akan selalu diingat oleh publik Amerika, juga dunia.

Baca Juga: 7 Makanan Berbahaya di Dunia yang Bisa Sebabkan Kematian, Salah Satunya Mengandung Sianida, Yakin Masih Mau Dimakan

(*)

Source : Kompas.com

Editor : Ngesti Sekar Dewi

Baca Lainnya

Latest