Follow Us

facebookinstagramyoutube_channeltwitter

Masih Jadi Momok Mengerikan, Penelitian Sebut Setiap 12 Detik Seorang Anak Harus Kehilangan Orang Tua atau Pengasuhnya Karena Infeksi Covid-19

Nabila Nurul Chasanati - Kamis, 22 Juli 2021 | 15:00
Suasana pemakaman jenazah Covid-19 di TPU Rorotan, Jakarta Utara, Kamis (24/6/2021). Dari tiga hektar lahan tempat pemakaman Covid-19, sudah terisi hingga 900 petak. Hingga siang petugas TPU Rorotan memakamkan tak kurang dari 50 jenazah Covid-19.
(KOMPAS.com / KRISTIANTO PURNOMO)

Suasana pemakaman jenazah Covid-19 di TPU Rorotan, Jakarta Utara, Kamis (24/6/2021). Dari tiga hektar lahan tempat pemakaman Covid-19, sudah terisi hingga 900 petak. Hingga siang petugas TPU Rorotan memakamkan tak kurang dari 50 jenazah Covid-19.

Para peneliti menyerukan tindakan segera untuk mengatasi dampak kematian pengasuh pada anak-anak ke dalam rencana respons COVID-19.

"Untuk setiap dua kematian akibat COVID-19 di seluruh dunia, satu anak ditinggalkan untuk menghadapi kematian orang tua atau pengasuh mereka," ujar Dr. Susan Hillis dari Tim Respons COVID-19 Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit AS (CDC) yang menjadi salah satu penulis utama studi tersebut.

"Pada 30 April 2021, 1,5 juta anak ini telah menjadi konsekuensi tragis yang diabaikan dari 3 juta kematian COVID-19 di seluruh dunia, dan jumlah ini akan terus meningkat seiring dengan perkembangan pandemi. Temuan kami menyoroti kebutuhan mendesak untuk memprioritaskan anak-anak ini dan berinvestasi dalam program dan layanan berbasis bukti untuk melindungi dan mendukung mereka saat ini dan untuk terus mendukung mereka selama bertahun-tahun ke depan—karena status yatim piatu mereka tidak akan hilang," papar Hillis seperti dikutip dari EurekAlert.

Sebelum pandemi, diperkirakan ada 140 juta anak yatim piatu di seluruh dunia. Anak-anak ini memiliki risiko lebih besar terhadap masalah kesehatan mental, kemiskinan keluarga, dan kekerasan fisik, emosional, dan seksual.

Mereka juga lebih mungkin meninggal karena bunuh diri atau mengembangkan penyakit kronis, seperti penyakit jantung, diabetes, kanker, atau stroke.

Pandemi COVID-19 telah mengakibatkan lebih banyak anak menghadapi kehilangan orang tua atau pengasuh.

Selain itu, karena orang dewasa yang lebih tua adalah yang paling rentan terhadap COVID-19, banyak anak yang tinggal dalam keluarga multigenerasi akan menghadapi kematian kakek-nenek mereka.

Bukti menunjukkan bahwa kakek-nenek semakin memainkan peran kunci dalam memberikan perawatan dan dukungan keuangan untuk cucu-cucu mereka di seluruh dunia.

Baca Juga: Bikin Geger, Video Masukkan Dua Bawang Putih Diletakkan di Lubang Hidung Diklaim Mampu Keluarkan Cairan dari Paru-paru dan Sembuhkan Covid-19, Pakar Angkat Bicara

Pandemi COVID-19 telah mengakibatkan lebih banyak anak menghadapi kehilangan orang tua atau pengasuh.

Pandemi COVID-19 telah mengakibatkan lebih banyak anak menghadapi kehilangan orang tua atau pengasuh.

Profesor Lucie Cluver dari Oxford University di Inggris dan University of Cape Town di Afrika Selatan mengatakan, "Kami memiliki bukti kuat dari HIV dan Ebola untuk memandu solusi. Kami perlu mendukung keluarga besar atau keluarga asuh untuk merawat anak-anak, dengan penguatan ekonomi yang hemat biaya, program pengasuhan anak, dan akses sekolah."

"Kita perlu memvaksinasi para pengasuh anak—terutama kakek dan nenek pengasuh. Dan kita perlu merespons dengan cepat karena setiap 12 detik seorang anak kehilangan pengasuhnya karena COVID-19," tutur Cluver yang turut menulis studi terbaru tersebut.

Source :Kompas.comKontan.co.id National Geographic

Editor : Hype

Baca Lainnya





PROMOTED CONTENT

Latest

Popular

Tag Popular

x