Pasalnya, racun ini akan berefek langsung pada kerusakan organ vital, seperti jantung dan otak.
Organ vital tersebut dihambat aliran oksigennya sehingga tidak bisa berfungsi secara baik dan menyebabkan kematian.
"Reaksi racun ini tergolong cepat dan mematikan karena berefek pada kerusakan organ vital. Misalnya jantung dan otak yang dihambat suplai oksigennya."
Baca Juga: Babak Baru Kasus Nani Pengirim Sate Sianida, Ternyata Sudah Menikah Siri dengan Target Pembunuhannya
"Sehingga menyebakan organ vital tersebut tidak berfungsi. Organ vital tidak berfungsi akan menyebabkan kematian yang cepat," kata Novianto kepada Tribunnews.com, Selasa (4/5/2021).
Novianto juga menjelaakan bahwa Kalium Sianida ini awalnya digunakan dalam industri pertambangan.
Kalium Sianida dimanfaatkan sebagai pengikat dari logam mulia, karena sifatnya yang tergolong toxic (beracun).
"Sianida atau dalam rumus kimia (CN) dijumpai dalam bentuk gas yaitu Hidrogen Sianida. Sedangkan dalam bentuk padat yang mudah larut air Kalium Sianida."
"Sianida awalnya adalah digunakan dalam industri pertambangan emas. Yaitu sebagai pengikat logam mulia, karena bersifat toxic," terangnya.
Sementara itu, kini Kalium Sianida biasa digunakan untuk racun hama.
"Saat ini biasa digunakan untuk racun hama," sambungnya.