Baca Juga: Gempar Isu Pesugihan Babi Ngepet di Solo Terbongkar Lewat GPS
Tujuan AI merekayasa cerita mengenai babi ngepet tersebut tak lain demi ketenaran namanya.
AI ingin dianggap sebagai sosok yang dikenal di kampungnya.
"Tujuan mereka adalah supaya lebih terkenal di kampungnya, karena ini merupakan salah satu tokohlah sebenarnya, tapi disebut tokoh juga tidak terlalu terkenal, jadi supaya dia dianggap saja," ungkap Imran.
Tak sendirian, AI nyatanya bekerja sama dengan delapan rekannya.
Guna membuat cerita mengenai babi ngepet, AI merekayasa penangkapan babi itu dengan delapan temannya.
Cerita-cerita soal penangkapan babi secara telanjang bulat juga nyatanya bohong belaka.
Pun dengan cerita adanya tiga orang berjalan tanpa menapakkan kaki ke tanah, itu semua juga bohong.
"Seolah-olah mengarang cerita, ada tiga orang, satu orang turun tanpa menapakkan kaki, kemudian keduanya pergi naik motor, tiba-tiba satu setengah jam berubah jadi babi, padahal itu tidak benar. Sudah direncanakan," jelas Imran.
Polisi menjerat AI dengan Pasal 10 ayat 1 atau 2 Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1946.