GridHype.ID - Sudah lama banyak orang tahu jika puasa memiliki manfaat yang besar bagi tubuh.
Beberapa penelitian bahkan menyebut jika puasa bisa meningkatkan metabolisme tubuh.
Bahkan disebutkan juga puasa dapat mencegah penuaan dini.
Baca Juga: Bikin Gak Pede, Ternyata Begini Cara Ampuh Atasi Bau Mulut Selama Berpuasa, Yuk Cobain di Rumah!
Puasa adalah kegiatan tidak makan atau minum dalam jangka waktu tertentu.
Berpuasa di bulan Ramadhan hampir mirip dengan program diet yang cukup populer, yaitu intermiten fasting atau puasa intermiten.
Intermetin fasting adalah diet yang mengatur pola makan, waktu makan, dan makanan yang dikonsumsi.
Dilansir MedicalNewsToday, Senin (4/2/2019) secara khusus para ilmuwan di Universitas Pascasarjana Institut Sains dan Teknologi Okinawa di Jepang meneliti dampak puasa terhadap metabolisme tubuh.
Untuk menyelidikinya, mereka memanggil empat relawan untuk berpuasa selama 58 jam. Menggunakan metabolomik, atau pengukuran metabolit, para peneliti menganalisis sampel darah utuh secara berkala selama periode puasa.
Saat puasa, tubuh manusia kekurangan makanan, dan berdampak pada sejumlah perubahan metabolisme yang terjadi.
Biasanya, saat kita memakan makanan yang mengandung karbohidrat, tubuh akan menggunakannya sebagai bahan bakar.
Namun ketika karbohidrat ini tidak ada, tubuh akan mencari energi di tempat lain. Tubuh memperoleh glukosa dari sumber non-karbohidrat, seperti asam amino.
Proses ini disebut glukoneogenesis. Ilmuwan dapat menemukan bukti glukoneogenesis dengan menilai tingkat metabolit tertentu dalam darah, termasuk karnitin, dan butirat.
Hasil penelitian menunjukkan, setelah puasa kadar metabolit ini meningkat dalam darah partisipan.
Namun, para ilmuwan juga mengidentifikasi lebih banyak perubahan metabolik seperti, peningkatan yang nyata dari siklus asam sitrat.
Siklus asam sitrat terjadi di mitokondria dan fungsinya untuk melepaskan energi yang tersimpan.
Sementara kadar purin dan pirimidin yang lebih tinggi juga petunjuk, bahwa tubuh dapat meningkatkan kadar antioksidan tertentu.
Dalam studi sebelumnya, tim peneliti yang sama menunjukkan, bahwa seiring bertambahnya usia, sejumlah metabolit menurun.
Metabolit ini termasuk leusin, isoleusin, dan asam mata.
Namun dalam studi terbaru mereka menunjukkan, bahwa puasa meningkatkan ketiga metabolit ini.
Peneliti menjelaskan bahwa ini mungkin membantu menjelaskan bagaimana puasa memperpanjang umur dalam percobaan pada tikus.
Pada keempat partisipan yang diteliti, para peneliti mengidentifikasi 44 metabolit yang meningkat selama puasa, beberapa di antaranya meningkat 60 kali lipat.
Baca Juga: Jadi Kebiasaan Banyak Orang, Benarkah Mengupil Dapat Membatalkan Puasa?
Dari 44 metabolit ini, para ilmuwan hanya mengaitkan sebanyak 14 metabolit dengan puasa sebelumnya.
Maka dapat disimpulkan, bahwa secara efektif, puasa tampaknya memprovokasi keadaan yang jauh lebih aktif secara metabolik daripada yang disadari sebelumnya.
(*)